Sumber: Kompas.com | Editor: Khomarul Hidayat
Arienda mengungkapkan, jika seorang fresh graduate memiliki nilai lebih sehingga merasa pantas dibayar lebih tinggi, maka ia harus menunjukkan kemampuan seperti aktif dalam berogranisasi atau komunitas selama kuliah.
Selain itu, mereka juga bisa menunjukkan pengalamannya magang di dunia kerja. Hal ini dapat memberikan pandangan bahwa kandidat tersebut dapat cepat beradaptasi dengan dunia kerja dibanding pekerja lainnya. "Jadi tidak hanya mengandalkan ia lulusan dari mana," ujar Arienda.
Baca Juga: Sempat ditunda, proyek Belt and Road China di Malaysia lanjut kembali
Menurut dia, asal sekolah atau universitas memang bisa menjadi salah satu pertimbangan. Ada perusahaan yang biasanya memiliki kecenderungan khusus terhadap universitas tertentu. "Mungkin kalau dulu dan pada beberapa perusahaan (sampai sekarang biasanya BUMN) ada kecenderungan mempertimbangkan asal universitasnya," kata dia.
Pertimbangannya, ada budaya atau value almamater yang sama dari pendahulunya yang bekerja di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak perlu menerka etos kerja si pencari kerja. Akan tetapi, lanjut dia, ada juga perusahaan yang tidak melihat sisi tersebut.
Mereka lebih mempertimbangkan potensi, kemampuan, serta aktivitas dari kandidat khususnya selama mereka kuliah atau menuntut ilmu. "Hal tersebut akan menjadi poin utama sebagai bahan pertimbangan," ujar Rienda.
Baca Juga: Wapres Jusuf Kalla bilang pemerintah jangan asal banyak berutang
Selain itu, Rienda menjelaskan, generasi pencari kerja saat ini memiliki kecenderungan daya tahan atau daya juang yang rendah saat menerima tantangan. "Jadi saat ada kesulitan di kantor, lebih memilih resign atau mencari kesempatan di tempat lain," kata Arienda. (Rosiana Haryanti)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Tolak Gaji Rp 8 Juta, Ini yang Harus Diperhatikan "Fresh Graduate".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News