Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja operasional PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) kurang memuaskan di kuartal I-2022. Tercatat, ADRO mengalami penurunan volume produksi dan penjualan batubara di sepanjang periode Januari-Maret 2022.
Pada tiga bulan pertama tahun ini, ADRO membukukan total produksi 12,15 juta ton batubara. Jumlah ini turun 6% dari volume produksi pada kuartal I-2021 yang capai 13,06 juta ton.
Sebenarnya, secara hestoris, operasional perusahaan di kuartal pertama biasanya lebih rendah karena musim hujan. Menurut ADRO, di tiga bulan pertama tahun ini, lokasi tambang perusahaan mengalami musim hujan yang lebih parah dari tahun sebelumnya. Alhasil, curah hujan yang tinggi ini mempengaruhi aktivitas penambangan.
Total pengupasan lapisan penutup pada tiga bulan pertama tahun 2022 mencapai 48,22 juta bank cubic meter (mbcm) atau turun 8% secara year-on-year (yoy), sehingga nisbah kupas pada kuartal ini menjadi 3,97 kali.
Baca Juga: Wow, Laba Bersih Adaro Energy (ADRO) Melesat 457% di Kuartal I-2022
Bersamaan, volume penjualan batubara ADRO pada kuartal pertama 2022 hanya 12,20 juta ton. Angka ini turun 3% dari realisasi penjualan pada kuartal pertama tahun lalu yang mencapai 12,59 juta ton.
Indonesia merupakan tujuan pasar terbesar ADRO pada periode Januari-Maret 2022, sejalan dengan tingginya permintaan domestik pada kuartal ini.
Lalu disusul penjualan ke Asia Timur Laut dengan porsi 27% dan Asia Tenggara (17%) yang merupakan dua tujuan penjualan tertinggi pada kuartal pertama 2022. India meliputi 13% penjualan ADRO, sementara China berkontribusi 10% penjualan pada periode ini. Sebanyak 2% batubara ADRO juga dijual ke Eropa.
Meski angka penjualan turun, ADRO berhasil membukukan kenaikan pendapatan. ADRO membukukan pendapatan senilai US$ 1,22 miliar, naik 77,13% dari pendapatan di kuartal pertama 2021 sebesar US$ 691,97 juta.
Kenaikan pendapatan ini terutama karena adanya kenaikan sebesar 86% pada harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) secara berkat harga batubara yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News