kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

VTKR Perkuat Bisnis, Targetkan Pasar B2B dan Penuhi TKDN


Jumat, 03 Oktober 2025 / 19:21 WIB
VTKR Perkuat Bisnis, Targetkan Pasar B2B dan Penuhi TKDN
ILUSTRASI. PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) kini tengah berupaya meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) demi memperluas pasar kendaraan listrik berbasis Completely Knock Down (CKD).


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT VTKR Teknologi Mobilitas Tbk (VTKR) mencatat sejumlah capaian penting sepanjang semester I-2025, baik dari sisi operasional maupun strategi bisnis.

VKTR kini tengah berupaya meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) demi memperluas pasar kendaraan listrik berbasis Completely Knock Down (CKD).

Pada paruh pertama 2025, VTKR mengantongi tender baru sebanyak 80 unit bus listrik 12 meter CKD yang dijadwalkan terkirim pada kuartal IV-2025. Dengan tambahan ini, total pasokan bus listrik VTKR untuk TransJakarta mencapai 152 unit.

Direktur VTKR Achmad Amri Aswono Putro menyebut, bus-bus listrik CKD tersebut sudah memenuhi TKDN sebesar 40%. 

“Kami juga telah menyelesaikan sejumlah pengiriman produk, termasuk forklift listrik untuk pelanggan swasta, serta bus listrik 12 meter untuk operator TransJakarta,” ujar Achmad dalam paparan publik, Jumat (3/10/2025).

Baca Juga: Pendapatan VKTR Naik Tipis 1,2% Jadi Rp 414 Miliar pada Semester I-2025

Tak hanya itu, VTKR juga merampungkan pembangunan pabrik perakitan kendaraan listrik berbasis CKD di Magelang pada awal tahun ini. 

Fasilitas tersebut merupakan yang pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi hingga 3.000 unit bus dan truk listrik per tahun. Pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp 400 miliar ini dipastikan sudah beroperasi penuh sejak awal 2025. 

Dari segi kinerja keuangan, Achmad menyebutkan pendapatan konsolidasian perseroan pada semester I-2025 mencapai Rp 414 miliar, naik tipis 1,2% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 409 miliar. Kenaikan ini ditopang penjualan komponen oleh anak usaha PT Bakri Auto Parts. 

Namun, laba bersih turun signifikan dari Rp 20 miliar pada semester I-2024 menjadi Rp 8 miliar di semester I-2025. Penurunan ini terjadi karena sebagian besar penjualan kendaraan listrik baru akan terealisasi pada semester II-2025.

Achmad menjabarkan, sejumlah pesanan seperti 80 unit bus listrik TransJakarta, 10 unit truk listrik sampah, 3 unit bus listrik 8 meter, dan beberapa forklift, baru bisa dicatatkan setelah serah terima di semester kedua. 

“Dengan begitu, pendapatan dan laba perseroan diproyeksikan meningkat signifikan pada paruh kedua tahun ini,” katanya.

Sementara itu, total aset VTKR juga naik dari Rp 1,6 triliun per Desember 2024 menjadi Rp 1,79 triliun pada Juni 2025. Lonjakan ini terutama berasal dari penyelesaian pembangunan fasilitas perakitan di Magelang.

Tingkatkan TKDN

Ke depan, VTKR hendak berfokus pada peningkatan TKDN produk bus listrik 12 meter yang saat ini sudah di atas 40%. 

Dari 52 unit bus yang dipasok ke TransJakarta, ia bilang 20 unit di antaranya sudah dirakit lokal dengan basis CKD. Perseroan juga menargetkan sertifikasi TKDN untuk produk bus listrik 8 meter dan truk listrik.

Baca Juga: Tetap Jadi Pengendali, Bakrie & Brothers (BNBR) Lepas 4,10% Saham VKTR

Selain itu, VTKR menegaskan fokus bisnis pada segmen B2B dan business to government (B2G), alih-alih masuk ke pasar ritel B2C. 

Saat ini, perseroan telah menjual bus listrik ke sejumlah korporasi besar, termasuk perusahaan kertas di Riau, pabrik rokok, dan operator bandara. Perseroan juga memasok 24 unit truk listrik sampah ke beberapa pemerintah daerah dan Ibu Kota Nusantara (IKN).

VTKR optimistis potensi pasar masih terbuka lebar. Data internal menunjukkan kebutuhan bus di Indonesia mencapai sekitar 300 ribu unit, sedangkan truk hampir 6 juta unit, yang sebagian besar masih berbasis combustion.

“Dengan dukungan insentif bagi kendaraan listrik dengan TKDN di atas 20% dan 40%, kami yakin perluasan pasar B2B, perkebunan, pertambangan, dan logistik akan menjadi motor pertumbuhan VTKR ke depan,” ujar Achmad.

Selanjutnya: Indonesia's Shrimp Industry Suffers After Radioactive Case, Association Says

Menarik Dibaca: Peluang Sukses Besar! Ini Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok 4 Oktober 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×