Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
Adanya keterlambatan sejumlah proyek ketenagalistrikan 35.000 MW akibat pandemi Covid-19 juga menjadi berkah terselubung bagi PLN. Setidaknya pengeluaran investasi PLN dapat dirasionalisasi dan tidak membebani keuangan perusahaan.
Tak ketinggalan, nilai tukar rupiah juga berpotensi bergerak lebih stabil di semester kedua sehingga PLN bisa menekan risiko kerugian selisih kurs. Sekadar catatan, di semester pertama lalu, PLN menderita kerugian kurs sebesar Rp 7,80 triliun.
“Kondisi keuangan PLN akan dipengaruhi oleh dampak virus Corona dan dinamika harga energi primer. Kalau dua hal ini bisa stabil, keuangan PLN punya kesempatan untuk lebih stabil,” imbuh Fabby.
Walau mencatatkan kinerja keuangan yang kurang apik, ada sejumlah capaian positif yang didapat oleh PLN di semester pertama lalu.
Misalnya, PLN mampu meningkatkan jumlah pelanggan sebanyak 3,59 juta pelanggan dari 73,6 juta pelanggan di semester I-2019 menjadi 77,19 juta pelanggan di semester I-2020.
Selain itu, PLN telah menambah kapasitas terpasang pembangkit sebesar 1.285,2 MW sampai Juni 2020. Di saat yang sama, PLN juga meningkatkan jaringan transmisi khususnya untuk evakuasi daya pembangkit yang telah beroperasi sepanjang 950,9 kilometer sirkuit serta penambahan kapasitas Gardu Induk sebesar 2.890 Mega Volt Ampere (MVA).
Baca Juga: Tersengat rugi kurs Rp 7,8 triliun, laba bersih PLN anjlok 97% di semester I 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News