Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
Sementara bahan baku sepatu impor sendiri menyumbang sekitar 60%-70% kebutuhan bahan baku sepatu dalam negeri. Dengan demikian, satu-satunya cara untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan menggenjot produksi melalui lembur baik untuk produksi bahan baku di China maupun kegiatan produk jadi sepatu di dalam negeri.
Untuk menggenjot produksi bahan baku di China, pelaku dalam negeri terpaksa harus merogoh kocek lebih lantaran harus ikut menanggung biaya produksi ekstra yang ada. Maklum saja, kondisi seperti halnya virus corona tergolong sebagai kondisi force majeure.
Menurut Firman, biaya lembur ini akan ditanggung secara sama rata oleh pemasok bahan baku di China dan pelaku industri sepatu dalam negeri sebagai pembeli bahan baku. Menurut perkiraan Firman, hal ini akan meningkatkan harga pembelian bahan baku hingga kurang lebih 10% dari harga awal.
Baca Juga: Freeport dan Amman Mineral menunggu rekomendasi ekspor yang baru
Pun untuk menggenjot kegiatan produksi di dalam negeri, pelaku industri sepatu lokal juga harus merogoh kocek ekstra untuk membayar biaya lembur karyawan. Namun demikian, Firman mengaku belum bisa memperhitungkan berapa biaya produksi ekstra yang musti dikeluarkan untuk membiayai lembur karyawan di pabrik lokal.
Melalui strategi-strategi di atas, Aprisindo berharap semua bahan baku sepatu paling lambat bisa masuk pada pertengahan April. Hal ini nantinya akan segera ditindaklanjuti dengan upaya menggenjot produksi untuk mengkompensasi keterlambatan bahan baku yang masuk. “Biasanya bahan baku sudah bisa masuk pada pertengahan Maret dalam kondisi normal,” jelas Firman (11/03).
Selain berdampak pada produksi, virus corona yang mewabah juga berdampak pada potensi penurunan pasar ekspor, meski belum diketahui dampak penurunannya bisa sebesar apa. Maklum saja, tiga tujuan ekspor terbesar sepatu dalam negeri, yakni Amerika Serikat, China, dan Uni Eropa saat ini juga tengah berjibaku dengan permasalahan virus corona.
Hal ini bisa membuat permintaan dari ketiga tujuan ekspor terbesar tersebut menjadi turun. Sebagai gambaran, menurut catatan Firman, ekspor sepatu lokal di tahun 2019 tercatat sebesar US$ 4,4 miliar, turun sekitar 13% dari ekspor sepatu di tahun sebelumnya yang sebesar US$ 5,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News