Reporter: Petrus Dabu | Editor: Edy Can
JAKARTA. Produksi gas di Blok Mahakam di Bontang, Kalimantan Timur, mengalami penurunan sejak dua bulan terakhir. Namun, Badan Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) yakin penurunan produksi gas itu tidak mempengaruhi produksi kilang LNG di Bontang.
Biasanya Blok migas Mahakam mampu memproduksi 2.227 juta kaki kubik per hari (mmscfd). "Tapi dalam dua bulan terakhir ini gas di Blok Mahakam turun 200 mmscfd, tentu arena lapangannya sudah agak tua," ujar Kepala BP Migas Priyono, pekan lalu.
Priyono menambahkan, untuk mendongkrak kembali produksi di blok yang dioperasikan Total EP Indonesie tersebut, harus ada eksplorasi lagi. Priyono bilang meski produksi gas turun, pasokan gas untuk keperluan LNG Bontang tidak terganggu. "So far berdasarkan laporan dari Total, tidak ada impact ke ekspor (LNG)," ujarnya.
Berdasarkan kontrak, LNG Bontang diekspor ke pembeli asal Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang. Sedangkan pembeli domestik yang mendapatkan gas LNG Bontang adalah FSRU Jawa Barat.
Menurut Priyono, penurunan produksi gas Blok Mahakam ini juga tidak berpengaruh pada pasokan LNG ke FSRU Jawa Barat. "Kebetulan kebutuhan FSRU turun, karena kebutuhan PLN tidak sesuai rencana," ujarnya.
Blok Mahakam merupakan penyumbang gas terbesar dalam produksi LNG Bontang. Sekitar 82% pasokan kilang LNG Bontang berasal dari Blok Mahakam.
Saat ini kepemilikan Blok Mahakam masing-masing 50% oleh Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation. Tahun ini target produksi LNG Bontang sebesar 15,35 juta ton atau 271 kargo atau turun dari tahun lalu yang mencapai 16,48 juta ton atau 313 kargo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News