Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -BANDUNG. PT Wahana Interfood Nusantara (COCO) meminta persetujuan investor seputar penggunaan dana IPO dalam kesempatan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini di Hotel Harris, Bandung, Rabu (11/9).
Emiten produsen kakao dan cokelat ini memaparkan telah menyerap 100% dana IPO yang didapatkan saat pertama kali melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Maret 2019, sebesar Rp 33,26 miliar.
Baca Juga: Wahana Interfood (COCO) raih kinerja baik berkat produk Compound Chocolate
"Hari ini rapat membahas tentang penggunaan dana IPO, semua sudah terserap dipakai untuk belanja capital expenditure, pembangunan pabrik sekitar Rp 4,8 miliar, membeli tanah sebesar Rp 6,9 miliar, membeli bahan bangunan baru down payment, dan menyetor down payment (DP) untuk mesin pengolah cokelat sebesar Rp 17 miliar, itu sudah termasuk instalasi dan pembelian," ujar Direktur Utama COCO, Reinald Siswanto usai RUPSLB, Rabu (11/9).
Reinald menambahkan, pihaknya juga tidak main-main dengan jenis mesin pengolah cokelat yang diinvestasikan. Pihaknya mendatangkan langsung mesin dari Jerman dan Belgia
COCO masih menjalankan targetnya membangun pabrik pengolahan kakao untuk meningkatkan jumlah kapasitas produksi cokelatnya. Saat ini, COCO mampu menghasilkan 5.000 ton cokelat dan 1.000 ton cokelat powder dari pabrik yang berada di Bandung. Sementara pabrik yang sedang dibangun di Sumedang, Jawa Barat, ditaksir mampu menambah volume produksi 4.500 ton.
Baca Juga: Penjualan naik 100%, laba Wahana Interfood Nusantara (COCO) meroket
Reinald berharap pada semester II 2020, pabrik baru sudah dapat berjalan, sehingga kapasitas produksi COCO meningkat 9.500 ton sampai 10.500 ton.
"Pembangunan pabrik ini akan membantu kami menghadapi permintaan cokelat dan jumlah pelanggan yang meningkat. Kami ingin menjaga keseimbangan penjualan dan memastikan jika cashflow kami tidak terhambat. Bisa dikatakan, kami memberikan jaminan pada investor" lanjutnya.
Lebih rinci, pembangunan pabrik baru di Kabupaten Sumedang akan dibangun berukuran sekitar 2.200 meter persegi, dua kali lebih luas dari pabrik di Kabupaten Bandung seluas sekitar 900 meter persegi.
Baca Juga: Produsen Cokelat Wahana Interfood (COCO) Mulai Bidik Rumah Tangga
COCO juga berkata menahan (hold) penerbitan obligasi karena lembaga keuangan dan bank dirasakan masih memberi support. Sementara pinjaman bank, masih akan dijalankan walau pihaknya belum memutuskan besaran pinjamannya. Dana pinjaman, juga akan difokuskan sebagai pencadangan modal kerja dan memperkuat modal tahun ini.
"Saat ini posisi kita sudah kuat, hanya butuh pencadangan saja. Kami juga belum memutuskan nilai pinjaman, lihat nanti sambil berjalan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News