kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Walsin bakal tingkatkan kapasitas produksi baja minimal 10.000 ton per tahun


Kamis, 22 September 2011 / 12:03 WIB
Walsin bakal tingkatkan kapasitas produksi baja minimal 10.000 ton per tahun


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Walsin Lihwa Electric Wire and Cable Corporation berniat melakukan menambah kapasitas produksi minimal 10.000 ton per tahun. Rencana ekspansi perusahaan asal Taiwan itu diluncurkan lantaran pertimbangan meningkatnya permintaan baja pratekan (prestressed concrete wire/PC wire) untuk kebutuhan jalan tol.

Penambahan kapasitas produksi baja sebesar itu setara dengan penambahan satu lini produksi. Saat ini kapasitas produksi baja Walsin sebesar 250.000 ton per tahun. Artinya, dengan ekspansi ini total kapasitas produksi baja Walsin sedikitnya akan menjadi 260.000 ton per tahun.

Prediksi meningkatnya permintaan baja nasional itu seiring naiknya kebutuhan baja dari realisasi proyek infrastruktur Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Salah satunya, Indonesia telah memprogramkan beberapa mega proyek pembangunan jalan tol untuk periode 2011 hingga 2025. Sebagai contoh, proyek jalan tol Trans Jawa senilai Rp 189 triliun, jalan tol Trans Sumatera Rp 55 triliun, dan megaproyek Jembatan Selat Sunda yang butuh dana sekitar Rp 150 triliun. Setiap proyek itu membutuhkan banyak pasokan baja pratekan untuk pembangunan jalan tol.

"Proyek jalan tol itu sepanjang ribuan kilometer, oleh karena itu Walsin berniat untuk tingkatkan kapasitas produksi," ucap Direktur Industri Material Logam Dasar Ditjen Industri Berbasis Manufaktur Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan, Rabu (20/9).

Sayangnya, kebutuhan gas untuk ekspansi tersebut belum bisa terpenuhi. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) memiliki keterbatasan pasokan gas untuk industri.

Bahkan, Walsin dan industri lainnya harus berebut dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang mayoritas pembangkitnya menggunakan gas. Akibatnya, pertumbuhan industri baja tidak berkembang karena minimnya pasokan gas sebagai sumber energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×