kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.888.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.340   30,00   0,18%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Wamenperin Ungkap Potensi dan Strategi Pengembangan Industri Kapal di Indonesia


Jumat, 30 Mei 2025 / 18:43 WIB
Wamenperin Ungkap Potensi dan Strategi Pengembangan Industri Kapal di Indonesia
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembuatan kapal di kawasan industri galangan Batam, Kepulauan Riau, Senin (27/1/2025). Industri perkapalan memiliki peran strategis untuk mendukung pengembangan sektor maritim dan program hilirisasi.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perkapalan memiliki peran strategis untuk mendukung pengembangan sektor maritim dan program hilirisasi. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun ingin mendongkrak kemampuan industri galangan kapal Indonesia. 

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengungkapkan industri galangan kapal nasional menunjukkan perkembangan signifikan. Tampak dari kemampuan memproduksi berbagai jenis kapal seperti kapal niaga, kapal perikanan, kapal penumpang, kapal militer atau patroli, serta jenis kapal lainnya.

Faisol mencontohkan PT PAL Indonesia yang berhasil memproduksi Kapal Cepat Rudal (KCR), yang digunakan oleh TNI AL. Kemudian ada kapal Landing Platform Dock (LPD) yang telah diekspor ke Filipina.

Baca Juga: Genjot Kemampuan Industri Galangan Kapal Lokal

"Menunjukkan bahwa potensi industri galangan kapal nasional mampu memenuhi kebutuhan kapal berkualitas tinggi, baik untuk pasar domestik maupun internasional,” ungkap Faisol melalui siaran tertulis beberapa hari lalu.

Saat ini, Indonesia memiliki 342 galangan kapal aktif yang tersebar di 29 provinsi. Kapasitas produksi bangunan mencapai 1 juta deadweight tonnage (DWT) per tahun dan kapasitas reparasi mencapai 12 juta DWT per tahun. Industri ini telah menyerap tenaga kerja lebih dari 46.000 orang.

Selain itu, terdapat 127 perusahaan komponen bersertifikasi marine class dan lebih dari 560 sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) telah diterbitkan. Kandungan lokal dalam produksi kapal sudah mencapai lebih dari 40% untuk jenis kapal tertentu.

Pemerintah ingin Indonesia menjadi pusat produksi kapal menengah untuk kawasan Asia Tenggara. Sekaligus menjadi pemain utama dalam pasar ekspor kapal niaga dan kapal perikanan untuk negara-negara kepulauan di Pasifik dan Afrika.

Baca Juga: Gagal Luncurkan Kapal Perang, Korea Utara Tahan Insinyur Galangan Kapal

Target tersebut sejalan dengan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam Indonesia-Brazil Business Forum di Rio de Jainero pada 18 November 2024 lalu.

Sebagai salah satu negara dengan cadangan ikan di dunia, Indonesia memiliki kebutuhan sekitar 40.000 kapal ikan dengan ukuran 150 gross tonnage (GT) hingga 300 GT.

Dengan kapasitas saat ini dan potensi pengembangannya, industri galangan kapal nasional memiliki peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara itu, di tingkat global, Faisol menyoroti bahwa industri perkapalan tengah mengalami transformasi struktural.

Teknologi digital mulai diadopsi dalam proses desain dan produksi. Komitmen global terhadap dekarbonisasi juga mulai mendesak industri perkapalan dunia untuk bertransformasi menuju kapal berbasis energi ramah lingkungan (green ships).

Faisol bilang, industri kapal Indonesia mesti siap mengadopsi dan mengembangkan teknologi tersebut. Dus, Kemenperin akan menyiapkan peta jalan (roadmap) pengembangan industri galangan kapal yang berorientasi pada peningkatan efisiensi dan produktivitas galangan.

Baca Juga: Industri Kapal Lokal Bisa Bangun 1.200 Unit per Tahun, Tapi Baru Terpakai 30%

Roadmap tersebut berorientasi pada digitalisasi, inovasi desain kapal beremisi rendah, penguatan ekosistem komponen berbasis TKDN, serta penyiapan sumber daya manusia berkompetensi tinggi melalui kerja sama internasional.

Selain itu, Indonesia siap mengambil peran regional dalam kerja sama mengenai standardisasi dan sertifikasi bersama di antara negara-negara di wilayah Asia.

Termasuk dalam rantai pasok regional komponen kapal, inovasi dan kolaborasi teknologi lintas negara, serta promosi perdagangan dan ekspor produk industri maritim intra-Asia.

Di sisi yang lain, Faisol menilai pelabuhan internasional di dalam negeri masih perlu ditingkatkan, karena secara rasio perdagangan global minimal perlu ada 25 pelabuhan internasional.

Baca Juga: Iperindo: Impor Masih Tinggi, Galangan Kapal Nasional Belum Terpakai Maksimal

“Kalau pelabuhan-pelabuhan internasional ini semakin dibuka, tentu akan memberi kesempatan bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan industri perkapalan,” tandas Faisol.

Selanjutnya: Dapen BCA Optimistis Kinerja Investasi Tumbuh Positif Usai Penurunan BI Rate

Menarik Dibaca: 20 Ucapan Nasionalisme Hari Lahir Pancasila Untuk Caption Tanggal 1 Juni 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×