Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meninjau Program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat di Kabupaten Manokwari Papua Barat pada Sabtu (15/7). Kegiatan peremajaan sawit rakyat ini sudah berhasil menanam di lahan seluas 2.044 hektare (Ha).
Wapres menyampaikan bahwa program PSR untuk menjadikan perkebunan sawit yang sudah tidak produktif, kembali menjadi produktif.
Ma'ruf mendukung percepatan rencana pembangunan pabrik kelapa sawit di Papua agar hasil panennya dapat diolah sendiri.
"Sawit di daerah ini (seluas) 9.000 hektare ini sudah mulai tidak produktif, karena sudah tua, kemudian dengan adanya PSR sejak 2021 ini, suatu perubahan supaya bisa produktif lagi dan hasilnya supaya besar lagi," ujar Ma'ruf, Sabtu (15/7).
Baca Juga: Harga CPO Mendekati Level RM 4.000 Per Ton, Berpeluang Naik Lagi?
Lebih lanjut Ma'ruf menyatakan, pembangunan yang dilaksanakan di Papua sepenuhnya bertujuan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Untuk itu, Wapres meminta kepada seluruh masyarakat Papua agar dapat mendukung program pembangunan, sehingga manfaatnya nanti dapat dirasakan untuk kesejahteraan masyarakat di Papua.
Menurutnya, melalui kondisi lingkungan yang kondusif, berbagai aspek pembangunan dapat secara bertahap dipenuhi dan direalisasikan.
Wapres mengimbau agar seluruh pihak terkait dapat terus menjaga kondusivitas, baik di dalam melakukan implementasi program, maupun dengan masyarakat. Sehingga, strategi umum defensif aktif dapat terus berjalan dalam menjaga keamanan di Tanah Papua.
"Kalau terus diganggu, pembangunan tidak lancar, lalu masyarakat bilang tidak sampai (kesejahteraannya)," jelas Wapres.
Baca Juga: Kinerja Emiten CPO Masih Akan Dipengaruhi Sentimen Domestik
Pj. Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw menyampaikan bahwa tidak semua kondisi keamanan di kota-kota di Tanah Papua berada dalam kondisi buruk.
Artinya, banyak dari masyarakat Papua yang mendukung dan siap menerima implementasi pembangunan untuk kesejahteraan di Papua.
"Kerusuhan berada di wilayah Papua Tengah saat ini, artinya cukup jauh dan tidak ada relevansi dengan kita yang ada di Papua Barat," terang Paulus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News