kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waralaba lokal yang menembus global cuma 10 merek


Jumat, 17 November 2017 / 22:22 WIB
Waralaba lokal yang menembus global cuma 10 merek


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) mencatat bisnis usaha waralaba lokal yang menembus pasar dunia masih minim jika dibandingkan waralaba asing yang masuk ke Indonesia dan jumlahnya lebih mendominasi.

Ketua AFI Anang Sukandar menyebutkan, bisnis waralaba asli Indonesia yang sukses di pasar internasional hanya 10 sampai 15 merek, sedangkan jumlah waralaba asing yang masuk ke dalam negeri mencapai 450 merek.

"Kalau dari waralaba dalam negeri ke luar cuma 10 sampai 15 perusahaan. Memang kuncinya adalah penguatan usahanya harus langgeng. Kalau mau ke luar negeri harus punya ilmu, pelajari perilaku konsumennya," kata Anang usai menghadiri Pameran "Franchise & Business Opportunity Concept" di Balai Kartini, Jumat (17/11).

AFI mencatat pasar waralaba Indonesia yang masuk ke pasar luar negeri baru mencapai Malaysia, Singapura, Australia dan Filipina dengan merek dari bisnis spa dan kecantikan serta makanan.

Ia mengatakan wiraswasta harus menekuni usahanya sampai menjadi unggulan sehingga bisnis waralabanya bisa menembus pasar dunia. Selain itu, produk yang dijual juga harus sesuai dengan perilaku konsumen serta terjamin kualitasnya dari segi kesehatan dan kebersihan.

Menurut dia, bisnis waralaba di Indonesia memiliki potensi yang besar, terutama bidang kuliner yang masih mendominasi dengan pangsa pasar lebih dari 50 persen. Selain diminati karena menyentuh isi perut dan memanjakan lidah, kuliner telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.

Anang menambahkan ribuan peluang bisnis (business opportunity/BO) di Indonesia yang nantinya naik kelas dan berkembang menjadi bisnis waralaba perlu didukung oleh peranan pemerintah.

Indonesia seharusnya bisa mencontoh dari beberapa negara, seperti Korea, Taiwan, Jepang, Malaysia dan Singapura, yang mendapat dukungan dari pemerintah.

"Contohnya Singapura, 75 persen biaya konsultan dipikul negara. Malaysia juga mengadakan program dari tahun 2003 sampai 2008 dengan anggaran belanja 100 juta RM untuk mengembangkan 300 usaha waralaba lokal," ungkapnya.

Ada pun untuk memberikan peluang usaha bagi para wiraswasta, Majalah Franchise Indonesia dan Asosiasi Franchise Indonesia menyelenggarakan Pameran Franchise & Business Opportunity Concept (IFBC) Expo.

Melalui konsep usaha waralaba dan peluang usaha, calon pengusaha tidak perlu melalui tahap-tahap sulit dalam usaha, karena cukup meneruskan kesuksesan usaha yang sudah dibangun oleh pemberi usaha (franchisor).

Pameran yang digelar di tahun ke-13 dan kali ke-141 ini menawarkan puluhan usaha terkini dengan investasi terjangkau mulai Rp1 juta. IFBC kali ini dihadiri setidaknya 90 lebih usaha terkini dengan 60 persen dari usaha kuliner.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×