Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO) menyatakan tahun ini pihaknya ingin memperluas jangkauan pasar sampai Asia Tenggara. Perusahaan distribusi produk FCMG yang sudah menggandeng belasan prinsipal produk seperti Coca- Cola, Fumakila, dan Siantar Top ini akan menambah merk distribusi tahun ini.
"Bersama klien kami, kami berambisi untuk menumbuhkan bisnis secara berkelanjutan. Di tahun 2019 ini, kami telah memenangkan beberapa kerjasama baru. Dua diantaranya adalah, Signify pada 11 Juli lalu, dan Mars.Inc pada 18 Juli," jelas Tay Lim Pin, Presiden Direktur PT DKSH Indonesia dan WICO kepada Kontan, Jumat (18/7).
Sebagai informasi, Signify merupakan perusahaan penyedia produk elektronik dan teknologi, terutama di bidang pencahayaan. Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Kontan pada Minggu(21/7), WICO dan Signify akan mulai fokus mendistribusikan produk di wilayah terpencil Sulawesi tahun ini. Sedangkan Mars.Inc merupakan perusahaan keluarga yang terkenal dengan produk cokelat seperti Snickers, permen karet Sugus dan juga Wringley.
Lebih lanjut, Lim Pin berkata pengembangan bisnis untuk meluaskan wilayah distribusi memang akan dijalankan dengan mengembangkan distribusi kapiler. Sementara kontrak kerjasama distribusi dengan merk baru, biasanya akan memakan waktu antara satu sampai lima tahun.
"Kami menyiapkan belanja modal sebesar Rp 15 miliar tahun ini dan akan dialokasikan untuk meningkatkan fasilitas WICO. Sementara untuk target penjualan, kami menetapkan di angka Rp 1,4 triliun tahun ini," tandas Lim Pin tanpa menyebut besaran capex yang sudah terserap sepanjang semester I 2019.
Pada kuartal I 2019, WICO masih mendulang kerugian sebesar Rp 7,31 miliar, walau mengantongi kenaikan pendapatan sekitar 30% di angka Rp 296,64 miliar. Kerugian itu pun lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu di angka Rp Rp 4,80 miliar atau meningkat lebih dari 50%.
Sementara itu, pada tahun buku 2018 WICO juga masih merugi sebesar Rp 28,6 miliar dan pendapatan perseroan menurun 2,1% atau sebesar Rp 20,4 miliar di angka Rp 972,3 miliar dari Rp 992,8 miliar dari tahun 2017.
penurunan pendapatan, diakui perseroan diakibatkan oleh penurunan penjualan produk-produk distribusi jenis perawatan tubuh dan kosmetik, serta material plastik.
Sebagai informasi, pada 2017, WICO menjual sahamnya sebanyak Rp 291 miliar kepada DKSH, perusahaan penyedia jasa pengembangan yang berpusat di Zurich, Swiss yang memiliki fokus pasar di 750 titik di Asia. Sehingga, DKSH masuk sebagai pemegang saham pengendali WICO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News