Reporter: Fahriyadi | Editor: Edy Can
JAKARTA. Impian warga ibukota akan kehadiran mass rapid transit (MRT) kian mendekati kenyataan. Tahapan persiapan megaproyek tersebut terus mengalami kemajuan, karena tidak menemui hambatan berarti.
Bahkan, PT MRT Jakarta dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan dua nominasi konsorsium yang bakal menggarap jalur terowongan bawah tanah yakni Obayashi bersama Wijaya Karya (Wika) dan Sumitomo bersama Hutama Karya (HK).
Tribudi Rahardjo, Direktur Utama PT MRT Jakarta mengatakan, pengumuman resmi pemenang tender tersebut pada 4 Oktober nanti. Menurutnya, total ada delapan paket yang ditenderkan. Untuk konstruksi meliputi enam paket, terdiri tiga layang (elevated) dan tiga bawah tanah (underground). "Yang sudah matang adalah paket underground senilai Rp 4 triliun sampai Rp 4,5 triliun. Tanggal 4 Oktober akan kita sampaikan pemenangnya yakni konsorsium Jepang dan BUMN," katanya, Jumat (28/9).
Tribudi berharap, prosesnya berjalan mulus sehingga pemenang tender paket underground bisa mulai membangun konstruksi pada awal tahun depan.
Untuk pengumuman pemenang tender paket elevated, akan menyusul karena saat ini masih dalam tahap pelengkapan syarat administrasi. Dua paket lagi yakni sistem sinyal dan kereta masih dalam evaluasi.
Ary Widiyantoro, Sekretaris Perusahaan PT HK siap bekerjasama dengan kontraktor lainnya dalam menggarap MRT. "Proposal rincian bangunan ditargetkan rampung bulan depan," ujarnya.
Terkait dana, Ary mengaku HK sudah menyiapkan yang sebagian didapat dari kredit bank. "BNI dan Bukopin sudah stand by untuk kredit proyek ini," jelasnya.
Natal Pardede, Sekretaris Perusahaan PT Wika mengungkapkan secara teknis dan keuangan tak ada masalah. "Kami punya pengalaman menangani proyek besar dan kerjasama dengan perusahaan Jepang," ujarnya
Asal tahu saja, pembangunan MRT di Jakarta dalam dua tahap. Pertama, rute Lebak Bulus-Bundaran HI dengan pengerjaan dimulai awal 2013 hingga akhir 2016, sepanjang 15,1 kilometer. Kedua, rute Bundaran HI-Kampung Bandan yang pengerjaannya awal 2014 hingga akhir 2018, sepanjang 8,2 kilometer. Proyek ini dibiayai JICA, lembaga pembiayaan asal Jepang sebesar Rp 15 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News