Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agrindo Indah Persada (AIP), Wilmar Group telah memberikan pendampingan terhadap 1.741 petani kelapa sawit swadaya dalam meraih kelembagaan. Upaya tersebut bertujuan mendampingi mereka meraih sertifikat berkelanjutan, yang muaranya adalah peningkatan kesejahteraan.
Peran perusahaan dalam pendampingan tersebut telah diakui oleh petani. Manager Koperasi Perkasa Nalo Tantan (KPNT) Ahmad Fahmi mengatakan, perusahaan telah mendampingi anggota koperasi memperoleh sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) sejak 2017, sehingga pada 2019 pihaknya berhasil meraih setifikat mandatory tersebut.
Hal itu menjadikan mereka sebagai koperasi petani swadaya pertama di Jambi yang mengantungi sertifikat ISPO. Hingga saat ini mereka telah mempertahankan sertifikat ISPO selama empat tahun berturut-turut.
Baca Juga: Ini Alasan Cisadane Sawit Raya (CSRA) Masih Fokus Garap Pasar Domestik
“PT AIP telah mendampingi kami sejak awal, dari mempersiapkan administrasi, membina dan melatih, mendukung pembiyaan hingga kami meraih sertifikat ISPO,” kata Fahmi melalui keterangan resmi, Senin (19/12).
Hingga saat ini PT AIP telah mendampingi 909 petani anggota KPNT dengan luas lahan mencapai 3,328 hektare (ha). Pihaknya juga menjadi koperasi petani swadaya pertama di Indonesia yang menerima dana hibah dari pemerintah sebesar Rp 3,3 miliar, dan satu unit excavator senilai Rp 1,8 miliar dalam Program Sarana dan Prasarana (SARPRAS) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Senada, Ketua Koperasi Tanjung Sehati Lestari (KTSL) Jalal Sayuti mengakui adanya dampak positif dari pendampingan perusahaan yang telah dilakukan sejak 2022 tersebut.
Di antaranya adalah membantu pendampingan sehingga pada pada tahun yang sama anggota koperasi berhasil meraih ISPO. Dengan ISPO, anggota koperasi memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai administrasi koperasi, pengelolaan kebun berkelanjutan, pengelolaan areal bernilai konservasi, dan pemahaman mengenai skema perbedaan penjualan harga tandan buah segar (TBS).
Baca Juga: Klaim Rugi Rp 1,6 Triliun, Produsen Minyak Goreng Gugat Pemerintah ke PTUN
"Dengan pendampingan dari perusahaan, kami dapat memenuhi kaidah-kaidah berkelanjutan sehingga berdampak pada kesejahteraan petani," ujar dia. Saat ini KTSL beranggotakan 832 petani yang mengelola kebun kelapa sawit seluas 1.355 ha.
Menurut Manager Pembelian TBS PT AIP Junaedi, pihaknya telah menerapkan transparansi skema harga perlakuan yang adil bagi koperasi petani swadaya yang telah bersertifikat ISPO dan Non-ISPO.
Dalam skema itu juga diterapkan skema harga berbasis mutu TBS. Selain itu juga diberlakukan jaminan penerimaan TBS petani jangka panjang melalui pola hubungan yang saling menguntungkan kedua pihak.
"Kami sangat concern dengan kesejahteraan petani karena mereka adalah salah satu mitra utama perusahaan," kata Junaedi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News