Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Dengan berbagai upaya efisiensi dan pencarian kontrak baru yang terus dilakukan, Janto mengatakan bahwa dari sisi capaian laba kotor, WINS mampu membalikkan kinerja. Dari menderita rugi kotor US$ 658.855 menjadi laba kotor US$ 3,3 juta pada enam bulan pertama 2021.
"Hal ini merupakan pencapaian signifikan. Mengingat pada tahun lalu pendapatan kami tinggi, tapi mengalami kerugian kotor," sebut Janto.
Sugiman Layanto menyebut, pada awal semester kedua, merebaknya varian delta covid-19 memang cukup mengganggu operasional. Namun dengan penyebaran covid-19 yang semakin terkendali dan vaksinasi yang gencar dilakukan, dia optimistis WINS bisa meraih capaian positif hingga tutup tahun 2021.
"Kita sudah melihat berbagai proyek mulai bergerak lagi. Jadi kami harapkan dari seakrang sampai akhir tahun akan meningkat kembali," kata Sugiman.
Baca Juga: Kepemilikan Barito Pacific (BRPT) di TPIA akan turun jadi 34,54% setelah rights issue
Di sisi lain, pada Kamis (19/8) pekan lalu WINS mengantongi restu untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu alias private placement sebanyak 415 juta saham. Jumlah saham yang akan dilepas setara dengan 9,58% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dari 415 juta saham tersebut, sebanyak 400 juta saham akan ditawarkan kepada investor dengan jangka waktu pelaksanaan dua tahun sejak disetujui RUPS. Sedangkan 15 juta saham sisanya akan diterbitkan untuk Program Kepemilikan Saham Manajemen dan Karyawan dengan jangka waktu pelaksanaan lima tahun sejak disetujui RUPS.
"Sesuai dengan regulasi OJK, jadi dalam dua tahun sejak minggu lalu, WINS bisa menerbitkan 415 juta saham. Untuk harga tergantung pasar, sesuai dengan yang diatur OJK," ujar Investor Relations WINS Pek Swan Layanto.
Meski tergantung pada harga pasar, tapi dari aksi korporasi ini WINS memproyeksikan dana yang bisa didapat setidaknya mencapai US$ 4 juta-US$ 5 juta. Nantinya, dana yang didapat bisa digunakan untuk mendanai proyek, membeli kapal baru, atau mendukung kolaborasi untuk menjajaki industri baru.
Terkait dengan penambahan kapal baru, Pek Swan pun menegaskan bahwa pihaknya mempertimbangkan prospek ekspansi ke segmen non-migas. "Mungkin juga ada investasi ke konversi kapal untuk tujuan (diversifikasi) industri lain. Akan ada (penambahan kapal baru), tapi saat ini belum bisa diumumkan karena masih dalam tahap penjajakan," pungkas Pek Swan.
Selanjutnya: Laba bersih Merdeka Copper Gold (MDKA) turun 84,66% di semester I-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News