Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) menggelar sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja bisnis sekaligus menjaga keberlanjutan usahanya. Emiten yang bergerak di sektor pelayaran lepas pantai ini juga sedang menjajaki diversifikasi ke segmen non minyak dan gas (migas).
Direktur Keuangan Wintermar Offshore Marine Janto Lili mengungkapkan, kontrol biaya untuk menekan beban keuangan gencar dilakukan manajemen WINS. Apalagi di awal pandemi covid-19 tahun lalu, industri migas menjadi sektor yang terdampak signifikan dari sisi permintaan, harga dan penundaan kontrak.
Selain upaya efisiensi biaya dan penjadwalan ulang utang, WINS juga melakukan perampingan armada. "Kami menjual 5 kapal pada tahun 2020 dan 2 kapal selama Semester I-2021, yang dilakukan untuk mengurangi overhead operasional," ungkap Janto dalam paparan publik yang digelar Rabu (25/8).
Dengan penjualan 7 armada dari 2020 sampai Semester I-2021, per Juni 2021 WINS memiliki armada 41 kapal. Terdiri dari 2 kapal berjenis low tier, 28 mid tier, dan 11 high tier.
Baca Juga: Dyandra Media International (DYAN) bidik pertumbuhan pendapatan hingga 30% di 2021
Mengenai hal ini, Managing Director WINS Sugiman Layanto menegaskan bahwa upaya perampingan armada tidak berarti WINS hanya akan menjual kapal. Strategi ini menekankan pada restrukturisasi komposisi armada sehingga bisa meningkatkan return on asset, dengan memilah kapal yang produktif menghasilkan profit dan kapal yang menganggur (iddle).
WINS pun akan tetap menambah armada sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. "Jadi kapal yang kurang menguntungkan akan kami jual, dan kami akan menambah aset kapal yang bisa menghasilkan lebih tinggi sesuai dengan perkembangan pasar," jelas Sugiman.
Dia menambahkan, sebagai bagian dari strategi pengembangan dan keberlanjutan bisnis, WINS juga mencari pasar baru dan menjajaki diversifikasi di luar industri migas. Saat ini, WINS sedang melakukan penjajakan ke segmen proyek energi terbarukan, khususnya dalam proyek pembangkit tenaga angin lepas pantai atau offshore wind farm.
Sejak tahun lalu sampai dengan saat ini, salah satu armada WINS sudah bekerja untuk mendukung kegiatan instalasi proyek energi terbarukan yang berlokasi di Taiwan. Dia memproyeksikan segmen offshore wind farm ini akan prospektif di kawasan Asia Pasifik, termasuk Jepang dan Korea Selatan yang segera mengembangkan proyek ini.
"Jadi kegiatan instalasi akan bertambah lagi. Kami juga melirik dan mempersiapkan armada kami untuk dapat berpartisipasi dalam sektor ini. Jadi ke depan sesuai dengan target sustainability, kami melakukan diversifikasi untuk masuk ke energi terbarukan dan mendukung kegiatan itu," jelas Sugiman.
Baca Juga: Pendapatan Ricky Putra Globalindo (RICY) naik 35,9% pada semester I, ini pendorongnya
Prospek kinerja
Meski begitu, bukan berarti WINS akan melonggarkan bisnis di segmen migas. Apalagi, tren harga minyak dan keseimbangan industri migas sedang membaik pada tahun ini.
Di Indonesia, target peningkatan produksi hingga 1 juta barel per hari pada tahun 2030 akan merangsang investasi dan aktivitas di hulu migas. Kegiatan pengeboran yang meningkat bakal turut mendongkrak permintaan armada.
Hingga pertengahan tahun ini, WINS bisa meningkatkan utilisasi armada menjadi 63%. Janto Lili menyampaikan, pihaknya pun masih gencar untuk membidik kontrak-kontrak baru. Hingga Juni, WINS mengantongi kontrak (contract on hand) senilai US$ 69 juta.
"Kami terus mempertahankan contract on hand di atas US$ 60 juta. Kami berharap dapat meningkatkan dan mengikuti kontrak-kontrak jangka panjang," ujar Janto.
Dengan berbagai upaya efisiensi dan pencarian kontrak baru yang terus dilakukan, Janto mengatakan bahwa dari sisi capaian laba kotor, WINS mampu membalikkan kinerja. Dari menderita rugi kotor US$ 658.855 menjadi laba kotor US$ 3,3 juta pada enam bulan pertama 2021.
"Hal ini merupakan pencapaian signifikan. Mengingat pada tahun lalu pendapatan kami tinggi, tapi mengalami kerugian kotor," sebut Janto.
Sugiman Layanto menyebut, pada awal semester kedua, merebaknya varian delta covid-19 memang cukup mengganggu operasional. Namun dengan penyebaran covid-19 yang semakin terkendali dan vaksinasi yang gencar dilakukan, dia optimistis WINS bisa meraih capaian positif hingga tutup tahun 2021.
"Kita sudah melihat berbagai proyek mulai bergerak lagi. Jadi kami harapkan dari seakrang sampai akhir tahun akan meningkat kembali," kata Sugiman.
Baca Juga: Kepemilikan Barito Pacific (BRPT) di TPIA akan turun jadi 34,54% setelah rights issue
Di sisi lain, pada Kamis (19/8) pekan lalu WINS mengantongi restu untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu alias private placement sebanyak 415 juta saham. Jumlah saham yang akan dilepas setara dengan 9,58% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dari 415 juta saham tersebut, sebanyak 400 juta saham akan ditawarkan kepada investor dengan jangka waktu pelaksanaan dua tahun sejak disetujui RUPS. Sedangkan 15 juta saham sisanya akan diterbitkan untuk Program Kepemilikan Saham Manajemen dan Karyawan dengan jangka waktu pelaksanaan lima tahun sejak disetujui RUPS.
"Sesuai dengan regulasi OJK, jadi dalam dua tahun sejak minggu lalu, WINS bisa menerbitkan 415 juta saham. Untuk harga tergantung pasar, sesuai dengan yang diatur OJK," ujar Investor Relations WINS Pek Swan Layanto.
Meski tergantung pada harga pasar, tapi dari aksi korporasi ini WINS memproyeksikan dana yang bisa didapat setidaknya mencapai US$ 4 juta-US$ 5 juta. Nantinya, dana yang didapat bisa digunakan untuk mendanai proyek, membeli kapal baru, atau mendukung kolaborasi untuk menjajaki industri baru.
Terkait dengan penambahan kapal baru, Pek Swan pun menegaskan bahwa pihaknya mempertimbangkan prospek ekspansi ke segmen non-migas. "Mungkin juga ada investasi ke konversi kapal untuk tujuan (diversifikasi) industri lain. Akan ada (penambahan kapal baru), tapi saat ini belum bisa diumumkan karena masih dalam tahap penjajakan," pungkas Pek Swan.
Selanjutnya: Laba bersih Merdeka Copper Gold (MDKA) turun 84,66% di semester I-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News