kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Wisco gandeng Sinar Mas bangun pabrik baja


Kamis, 20 Maret 2014 / 12:00 WIB
Wisco gandeng Sinar Mas bangun pabrik baja
ILUSTRASI. 65 Kata-Kata Inspiratif dari Manga dan Anime One Piece.


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Melihat ceruk pasar yang terbuka lebar, Indonesia menjadi sasaran empuk sebagai negara tujuan investasi produsen baja. Setelah Posco, produsen baja besi asal China, Wuhan Iron and Steel Group (Wisco), berniat untuk menyuntikkan dana senilai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 56,5 triliun untuk mendirikan pabrik baru di Indonesia.

Muhammad S. Hidayat, Menteri Perindustrian, mengatakan, Wisco akan menggandeng mitra lokal, yakni Sinar Mas Group. "Kemungkinan besar joint venture karena ini investasi yang besar dan jangka panjang," kata Hidayat, Rabu (19/3).

Walaupun perusahaan itu belum menentukan lokasi pabrik, Hidayat menyarankan kepada Wisco memilih Jawa Timur sebagai tempat produksi. "Lokasinya di luar Surabaya," kata Hidayat.

Menurut Hidayat, pemilihan lokasi ini sudah memasukkan pertimbangan beberapa faktor lain, di antaranya adalah dekat dengan pelabuhan. Kemudian juga infrastruktur seperti listrik. Pemerintah, kata Hidayat, juga akan menyediakan lahan seluas 1.500 hektare (ha) untuk pabrik tersebut.

Franky Widjaja, Chief Executive Officer Sinar Mas Group mengaku belum ada pembicaraan untuk melakukan joint venture dengan Wisco. Tapi, Franky tak menampik ada peluang besar untuk menjalin kerja sama dengan Wisco. "Kalau berjodoh, ya kemungkinan terbuka," ungkapnya.

Franky mengaku, kedatangannya bersama dengan Wisco ke Kementerian Perindustrian hanya sebagai fasilitator. "Kalaupun kami diperlukan sebagai pemegang saham, kami juga bersedia," lanjut Franky.

Jika tak ada aral melintang, Hidayat mengharapkan pabrik sudah mulai beroperasi tahun ini. Adapun kapasitas produksi terpasang pabrik ini sebesar 5 juta ton-6 juta ton.

Pabrik baru ini, kata Hidayat, berpotensi untuk menekan impor baja. Data Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) menunjukkan, kebutuhan baja domestik diprediksi mencapai 13,5 juta ton. Tahun ini IISIA memperkirakan adanya kenaikan konsumsi baja 6%-8%.

Nah, dengan asumsi pertumbuhan tersebut, artinya tahun ini, konsumsi baja diperkirakan bakal mencapai 14,31 juta ton-14,58 juta ton. Saat ini, kapasitas produksi besi baja nasional baru berkisar 5 juta ton-6 juta ton.

Selain menyubstitusi baja impor, produk baja buatan Wisco ini sebagian akan diekspor. Namun, Hidayat tak bilang berapa besar porsi pembagiannya untuk pasar domestik dan ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×