kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.777.000   23.000   1,31%
  • USD/IDR 16.958   -95,00   -0,56%
  • IDX 5.976   -19,71   -0,33%
  • KOMPAS100 846   -0,80   -0,09%
  • LQ45 671   3,13   0,47%
  • ISSI 186   -0,55   -0,29%
  • IDX30 354   1,55   0,44%
  • IDXHIDIV20 432   5,16   1,21%
  • IDX80 96   0,17   0,18%
  • IDXV30 102   -0,24   -0,24%
  • IDXQ30 118   1,55   1,33%

WNA yang beli properti diprediksi hanya 10%


Rabu, 19 Agustus 2015 / 20:09 WIB
WNA yang beli properti diprediksi hanya 10%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Wacana pemerintah yang akan mengizinkan warga negara asing (WNA) boleh memiliki properti di Indonesia terus menjadi perdebatan di kalangan pengembang (developer) dan akademisi.

Handa Sulaiman, Executive Director Cushman & Wakefield Indonesia mengatakan, diizinkannya WNA memiliki properti di Indonesia hanya memberikan dampak sedikit bagi industri properti.

Pasalnya, menurut wacana yang berkembang, yang boleh memiliki properti hanya warga asing yang bekerja dan minimal pembelian properti seharga Rp 5 miliar. Menurut Handa, bila aturannya seperti itu maka hanya sekitar 10% WNA yang mampu membeli properti tersebut.

“Hanya WNA kelas atas yang mampu membeli properti seharga minimal Rp 5 miliar,” katanya, Rabu (19/8).

Saat ini, dari kompilasi data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Cushman & Wakefield Indonesia tercatat jumlah pekerja asing sebanyak 70.000 orang di Indonesia. Rata-rata Tenaga Kerja Asing (TKA) berasal dari China, Jepang, Korea, dan India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×