kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Xiaomi tetap prioritaskan lapak online


Sabtu, 15 November 2014 / 14:44 WIB
Xiaomi tetap prioritaskan lapak online
ILUSTRASI. Jangan Disamakan, Kenali Perbedaan Kecanduan Obat dan Ketergantungan Obat


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mulai akhir minggu ini, produk Xiaomi mulai dijual secara “offline” melalui jaringan toko ritel Erafone. Sebelumnya pabrikan asal Tiongkok itu hanya menyalurkan gadget besutannya secara eksklusif melalui toko online Lazada.

Bagaimana nasib penjualan online setelah produk Xiaomi mulai bisa diperoleh di toko? GM Xiaomi untuk wilayah Asia Tenggara Steve Vickers mengatakan pihaknya optimis kedua jalur penjualan itu tidak akan saling berbenturan.  

“Di semua negara lain tempat pemasaran Xiaomi, misalnya Singapura dan Malaysia, kami juga menjual secara offline setelah didahului penjualan online. Saya tidak melihat konflik apapun di antara keduanya,” terang Vickers dalam acara jumpa pers di Jakarta, Jumat (14/11/2014).

Menurut Vickers, penjualan secara offline dan online menyasar target pengguna yang berbeda. Dengan dijual secara online, Xiaomi menawarkan akses cepat terhadap perangkat dan harga yang lebih rendah. Sementara, penjualan offline ditujukan untuk meraih konsumen yang oleh suatu sebab tidak bisa berbelanja secara online.

Dia melanjutkan bahwa channel offline dan online akan memberikan kontribusinya masing-masing terhadap penjualan Xiaomi, meskipun proporsinya tidak selalu sebanding, tergantung dengan keadaan pasar di negara bersangkutan.

“Di negara asal Xiaomi, Tiongkok, misalnya, penjualan offline menyumbang sekitar 30 persen dari penjualan kami,” tutup Vickers.

Online dulu, baru offline

Untuk menyiasati agar channel penjualan offline dan online tidak berbenturan, Xiaomi menerapkan strategi di mana sebuah produk baru lebih dulu dipasarkan secara online. Setelah beberapa lama, produk bersangkutan baru “digeser” untuk dijual secara offline melalui toko.

“Memang itu strategi Xiaomi. Di semua negara selalu coba online dulu untuk estimasi pasar, baru kemudian jual offline,” ujar Jeremy Sim, CEO Retail Erajaya Group selaku pemilik jaringan toko Erafone.

Jeremy mencontohkan smartphone Redmi 1S yang menjadi produk pertama Xiaomi di Indonesia dan dijual perdana lewat toko online Lazada. Perangkat itu kini telah menyusul dijual di gerai Erafone.

Toko offline belum mendapat jatah perangkat berikutnya, Redmi Note, yang baru mulai dijual di Lazada minggu lalu. “Redmi Note sedang tunggu kanal online yang menjadi prioritas. Setelah online, toko offline pasti juga akan dapat,” kata MarComm Director Erajaya Group Djatmiko Wardoyo.

Bersama Trikomsel, Erajaya sendiri selama beberapa bulan terakhir telah bekerja sama dengan Xiaomi sebagai importir resmi perangkatnya di Indonesia, juga sebagai pemasok untuk Lazada.

Jeremy menargetkan perangkat Xiaomi sudah dijual di 20 gerai Erafone di wilayah Jadebotabek pada akhir minggu ini, sementara kota-kota lain, seperti Bandung dan Surabaya menyusul pada minggu depan.(Oik Yusuf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×