kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan konsumer gencar berinvestasi


Jumat, 23 Juni 2017 / 16:30 WIB
Perusahaan konsumer gencar berinvestasi


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sejumlah perusahaan konsumer terus mengerek kapasitas produksi. Upaya tersebut untuk mengimbangi permintaan pasar yang terus meningkat saban tahun.

Tengok saja PT Mandom Indonesia Tbk yang mengalokasikan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 165 miliar bersumber kas perusahaan. Jumlah ini meningkat dibandingkan capex tahun lalu yang hanya Rp 135 miliar.

Dana tersebut untuk pembelian mesin, peralatan, software dan lainnya. "Yang jelas bila permintaan bertambah produksi ikut bertambah", kata Alia Dewi, Sekretaris Perusahaan PT Mandom Indonesia Tbk, saat dihubungi KONTAN, Kamis (22/6).

Emiten berkode dagang TCID ini memiliki dua pabrik di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Sayang, Mandom belum bersedia memberikan informasi mendetail terkait peningkatan kapasitas dan kapasitas eksisting. "Tahun ini, kami tetap membidik kenaikan penjualan dua digit," sebut Alia.

Demi meningkatkan performa penjualan di semester kedua nanti, Mandom berencana merilis produk baru untuk pria, yakni Gatsby. Sedangkan produk wanita merek Pixie.

Sepanjang tahun lalu, Mandom Indonesia mencatat penjualan Rp 2,53 triliun. Angka tersebut tumbuh 9,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pabrik baru

Setali tiga uang dengan PT Kalbe Farma Tbk, yang menyediakan belanja modal tahun ini senilai Rp 1,2 triliun atau tumbuh dari penyerapan tahun lalu yang sebesar Rp 1 triliun. Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, dana capex tersebut akan dipakai untuk membiayai pembangunan dua pabrik baru di Pulogadung dan Cikarang. "Kuartal I-2017 terserap sekitar Rp 250 miliar," kata Vidjongtius, kepada KONTAN Kamis (22/6).

PT Kalbio Global Medika, salah satu anak usaha Kalbe Farma, bakal mengoperasikan pabrik di Cikarang secara komersial pertengahan tahun 2018. Nantinya, pabrik tersebut akan memproduksi produk obat biosimilar. Pabrik ini berkapasitas produksi 10 juta-11 juta unit obat per tahun. Sedangkan pabrik di Pulogadung akan memproduksi obat resep injeksi.

Kalbe Farma memproyeksikan pabrik ini berproduksi secara komersial tahun 2019. Pada 2017, emiten berkode dagang KLBF menargetkan penjualan bisa naik 8%-10%. "Akan ada 10 produk baru di tahun ini," sebut Vidjongtius.

Menilik laporan keuangan kuartal I-2017, penjualan bersih Kalbe Farma sebesar Rp 4,89 triliun atau naik 7,7% dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 4,54 triliun.

Direktur PT Kino Indonesia Tbk Peter Chayson menyebutkan, tahun ini perusahaan yang dia pimpin juga menganggarkan belanja modal sebesar Rp 50 miliar. Dan yang bersumber dari sisa dana initial public offering (IPO) untuk revitalisasi mesin pabrik.

Jumlah ini turun dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 220 miliar. "Dana ini untuk kebutuhan peralihan beberapa mesin lama ke model otomatisasi," ungkap Peter, ke KONTAN, Kamis (22/6).

Asal tahu saja, emiten berkode KINO ini menargetkan penjualan bisa tumbuh 4%-5% tahun ini. Dalam laporan keuangan kuartal 1-2017, tercatat penjualan KINO sebesar Rp 670 miliar, turun 22% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 860 miliar.

Tahun ini, KINO juga berencana membentuk joint venture dengan sebuah perusahaan asing. Aksi korporasi ini diharapkan rampung akhir tahun ini. Sayang, belum ada penjelasan lebih detail terkait rencana joint venture itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×