kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,28   -13,21   -1.43%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek sapi tak memenuhi target


Rabu, 26 April 2017 / 11:36 WIB
Proyek sapi tak memenuhi target


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Target pemerintah untuk mendongkrak angka kelahiran sapi, jauh panggang dari api. Sebab, program Kementerian Pertanian (Kemtan) melalui Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting atau Upsus Siwab masih jauh dari target yang ditetapkan.

Melihat realisasinya sampai empat bulan pertama ini, diperkirakan program pengembangan sapi melalui inseminasi buatan (IB) untuk menghasilkan kelahiran 3 juta ekor sapi di 2017, akan susah dicapai. Terhitung sejak Januari sampai 23 April 2017, tingkat kelahiran sapi baru sebanyak 267.314 ekor. Kemtan juga mencatat sampai 4 bulan pertama tahun ini ada sebanyak 361.837 ekor sapi bunting dan 969.160 sapi yang sudah menjalani IB.

Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Utara dan Bali merupakan yang tertinggi produktivitasnya dibandingkan provinsi lain. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kemtan I Ketut Diarmita mengatakan program pengembangan sapi lewat IB memang cukup menantang.

Dia optimistis target untuk melakukan IB terhadap 4 juta ekor sapi indukan dapat tercapai pada tahun ini. "Memang tantangan banyak sekali, terutama pendistribusian N2 cair dan strow atau sperma beku ke kabupaten," ujar Ketut kepada KONTAN, Selasa (25/4).

Menurutnya, N2 cair adalah barang yang mudah meledak. Sehingga produk ini agak sulit dibawa melalui pesawat ke kabupaten. Karena itu, pihaknya memilih pengiriman lewat laut dan bila terpaksa harus lewat pesawat, maka pihaknya akan melakukan sejumlah koordinasi untuk penanganannya. Untuk itu diperlukan pelatihan dan penyegaran inseminator, sehingga sangat menganggu raihan IB harian.

Kendati demikian, ia mengklaim raihan IB harian bisa mencapai 9.500 ekor sampai 10.000 ekor per hari dari target sebanyak 8.220 ekor per hari. "Tentu saja ini untuk mencapai IB 4 juta ekor sapi betina produktif itu sangat menantang," imbuhnya.

Sulit mencapai target

Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengatakan, program pengembangan sapi lewat Upsus Siwab yang dipelopori Kemtan sulit terealisasi sesuai target. Ia bilang saat ini perkiraan populasi sapi di seluruh Indonesia sebanyak 12,5 juta ekor. Dari jumlah tersebut, idealnya tingkat kelahiran mencapai 17% per tahun.

"Harapannya dengan tingkat kelahiran sebesar itu, maka terjadi peningkatan populasi rata-rata 5% per tahun, itu yang masuk akal," ujarnya.

Target Kemtan menghasilkan 3 juta ekor pada tahun 2017 merupakan sesuatu yang sulit diwujudkan. Sebab untuk melakukan IB tidaklah sembarang. Program IB ini sudah lama diterapkan di Jawa sehingga para peternak lokal sudah paham pada hasil program ini.

Menurut Teguh selain jumlah sapi betina produktif yang minim, setiap sapi yang mendapatkan inseminasi juga tidak selalu bisa hamil, sebab sangat ditentukan waktu dan keahlian inseminator.

Apalagi menurut Teguh saat ini perkirakan populasi sapi betina produktif di Pulau Jawa hanya sekitar 2,5 juta ekor. Inilah yang membuatnya meragukan Kemtan bisa melakukan IB terhadap 4 juta ekor sapi pada tahun ini.

Apalagi sampai saat ini, tidak ada data yang akurat soal populasi sapi di Indonesia. Bahkan data-data dari Ditjen PKH Kemtan pun diragukan keabsahannya karena kerap sulit dibuktikan. Hal itu dapat dilihat masih mahalnya harga daging sapi lokal kendati sudah dibanjiri dengan sapi beku impor .

Teguh juga mempertanyakan program sebelumnya yakni program gertak birahi yang menelan uang negara sekitar Rp 500 miliar tapi sampai saat ini tidak jelas hasilnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×