Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Aplikasi penyedia live streaming online, Bigo Live, membentuk pasukan yang khusus menangani konten terlarang. Konten yang dimaksud di antaranya seperti gambar atau video pornografi, perkataan kotor, SARA, dan konten ilegal. Tim tersebut bertugas menyaring konten tersebut agar tidak menyebar luas.
Tim yang terdiri dari 30 orang itu berjaga selama 24 jam. Tim terbagi menjadi tiga shift yang masing-masing terdiri dari 10 orang. Tim ini bertugas untuk memberikan peringatan, sampai memblokir suatu akun pengguna. Dalam waktu sehari, tim tersebut memetakan waktu-waktu di mana punya pelanggaran tinggi, di antaranya pukul 22.00 sampai 06.00.
"Ini untuk menunjukkan komitmen kami kepada pemerintah," ujar Teng Yee Kiong Direktur Global Marketing PT Bigo Pte Ltd dalam paparannya di Jakarta, Jumat (13/1).
Pengawasan di Indonesia bukan hanya dilakukan oleh tim tersebut saja. Namun, pengawasan juga akan dilakukan oleh Bigo pusat yang berlokasi di Singapura. Untuk itu, dengan upaya tersebut manajemen berharap bisa mencegah masuknya konten negatif yang sebelumnya dipertanyakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Aplikasi ini sempat diblokir Kominfo sejak 1 Desember 2016 karena mengandung konten negatif. Pemblokiran dilakukan karena banyaknya masyarakat yang mengajukan aduan karena terdapat pornografi. Kominfo melakukan blokir Domain Name System (DNS).
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangarepan mengatakan, tidak ada alasan bagi Kominfo untuk menutup DNS Bigo bila perusahaan sudah berniat baik. Kominfo mendukung Bigo mengembangkan bisnis di Indonesia asalkan tidak mengandung konten porno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
