kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukalapak: Inovasi generasi muda bisa ciptakan peluang kerja


Senin, 05 Maret 2018 / 09:46 WIB
Bukalapak: Inovasi generasi muda bisa ciptakan peluang kerja
CEO Bukalapak Achmad Zaki bersama Direktur IMF Christine Lagarede


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada acara 2018 Youth Town Hall, Achmad Zaky, CEO dan Founder Bukalapak bersama Christine Lagarde, Managing Director International Monetary Fund (IMF) berdiskusi mengenai masa depan peluang kerja generasi muda. Dalam acara bertema “The Future of Work” yang berlangsung pada 1 Maret 2018 di UGM, Yogyakarta, keduanya membahas mengenai status ekonomi secara global maupun lokal, serta prospek dan tantangan di lapangan pekerjaan bagi generasi muda Indonesia.

Zaky mengatakan, Indonesia saat ini tengah mengalami bonus demografi bagi generasi muda, sehingga perlu bagi generasi muda untuk melek mengenai peluang usaha yang mungkin dapat diciptakan. Sehingga kita tidak perlu bergantung pada lapangan pekerjaan yang ada.

Menurutnya, keterbatasan lapangan kerja dapat diatasi dengan peran aktif generasi muda Indonesia. Generasi muda Indonesia itu sangat bertalenta. Namun permasalahan timbul saat mereka lulus dari universitas. Industri yang ada di Indonesia tidak banyak, sehingga banyak dari mereka yang merasa kesulitan mencari kerja. Maka dari itu, Indonesia butuh lebih banyak wirausahawan untuk terus mengembangkan industri di Indonesia dan akhirnya dapat menciptakan lapangan kerja.

Zaky juga memaparkan kiat-kiat menjadi pengusaha yaitu harus lebih adaptif terhadap perkembangan yang terjadi baik di dalam negeri maupun secara global. Sehingga peluang usaha yang kita ciptakan dapat lebih kreatif dan menjawab kebutuhan masyarakat. Saat ini banyak perusahaan start up atau rintisan yang berbasis teknologi. Indonesia merupakan salah satu rising star di dunia untuk perkembangan start up. Dalam membangun start up kita harus memikirkan dampak positif yang dapat diberikan kepada masyarakat, bukan sekedar uang atau keuntungan semata.

“Saya membangun Bukalapak delapan tahun yang lalu, lalu saya berpikir apa yang bisa saya berikan dalam bisnis saya. Memang betul perusahaan kita harus untung, tapi akan lebih baik jika perusahaan yang kita bangun dapat berguna bagi masyarakat.” ujarnya dalam siaran pers, Senin (5/3).

Berdasarkan pengalamannya ketika mempunyai inisiatif mendirikan Bukalapak dan mengembangkannya hingga sekarang, pelajaran penting yang disampaikan Zaky adalah sociopreneurship yang berhasil lahir dari dua hal. Pertama, sensitivitas terhadap problem sekitar sebagai tanggung jawab sosial. Kedua, keteguhan sikap untuk mengubahnya. "Dari situ saya berlatih mengatasi tantangan guna menghadirkan solusi yang impactful bagi seluruh kalangan masyarakat," imbuh Zaky.

Ia juga mengungkapkan aset terbesar di Bukalapak adalah karyawan. Sehingga karyawan ini harus diberikan perhatian khusus agar mereka bisa berinovasi bagi perusahaan. Karyawan yang baik tidak hanya memiliki skill, namun juga harus memiliki sikap dan etika kerja yang baik. Di Bukalapak, karyawan mendapatkan fasilitas seperti makan pagi, siang, dan malam gratis, ruang menyusui, fasilitas gym, ruang santai, dsb.

Christine Lagarde, Managing Director Internasional Monetary Fund (IMF) menambahkan, generasi muda harus siap menghadapi berbagai perubahan tantangan pekerjaan di masa depan. Inovasi merupakan kunci dari tantangan ini. Generasi muda harus melek terhadap perkembangan teknologi informasi hingga akhirnya dapat ditransformasikan untuk menjawab tantangan di masa depan. Menciptakan peluang kerja tentu dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×