kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapat utang, Millennium Pharmacon pompa kinerja


Rabu, 22 Oktober 2014 / 10:17 WIB
Dapat utang, Millennium Pharmacon pompa kinerja
ILUSTRASI. Pagar gedung kantor pusat WanaArtha Life di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, tertutup usai digeledah Bareskrim Polri, Kamis (15/9/2022).


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perusahaan farmasi PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC) mendapat pinjaman dari tiga bank bernilai Rp 500 miliar. Dua dari tiga bank ini adalah Standart Chartered Bank dam  Deutsche Bank. 

Menurut Mohamad Muhazni bin Mukhtar, Presiden Direktur Millennium Pharmacon, dana hasil utang ini selain untuk ekspansi usaha, juga digunakan untuk menutup pinjaman berbunga tinggi. Sayang, Muhazni tidak memerinci tingkat suku bunga tersebut.

Tercatat, Millennium punya pinjaman dengan bunga tinggi antara Rp 160 miliar sampai Rp 180 miliar. Nah, lewat pinjaman dengan bunga lebih rendah, perusahaan ini ingin menutup sebagian utang lawas, yaitu sebesar 30%.

Pertimbangan manajemen, bila terus mengempit utang lawas, target laba yang dipatok perusahaan farmasi ini bisa anjlok tergerus beban membayar bunga. Hal ini berkaca dari pendapatan di semester satu 2014 yang tumbuh 9% dari periode serupa tahun lalu mencapai Rp 693 miliar.

Tapi laba justru merosot 50% dibanding periode yang sama tahun lalu. "Secara pararel kenaikan bunga pinjaman berdampak pada pendapatan  dan laba kami yang menurun," katanya, Selasa (21/10).

Maklum, Millennium masih memasang target laba bersih Rp 10 miliar sampai akhir tahun ini. Adapun laba per semester satu tahun ini baru mencapai Rp 2,6 miliar. Sedangkan target pendapatan di akhir tahun ini diprediksi sebesar Rp 1,5 triliun.

Langkah switching utang ini terbilang penting lantaran Millennium butuh dana untuk menguatkan bisnis. Seperti membeli  server anyar senilai Rp 3,4 miliar untuk mengoptimalkan sistem teknologi informasi. Belanja ini sebagian berasal dari belanja modal tahun ini yang dipatok Rp 6 miliar. Sisanya, memperbaiki gudang obat di Tasikmalaya pada pertengahan tahun ini. 

Setelah gudang diperbaiki, penjualan obat di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya mulai membaik. Dalam sebulan sanggup membukukan pendapatan Rp 1,2 miliar.

Hal positif lainnya datang dari hasil induk usaha perusahaan yaitu Pharmaniaga Berhad (Malaysia) yang mengakuisisi pabrik obat generik di Bandung bernama PT Errita Pharma pertengahan 2014. Perusahaan ini ditunjuk sebagai salah satu penyalur obat generik dari para prinsipal yang mendapat order dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Meski saat ini kontribusi bisnis obat generik masih kecil, sekitar 1%, Muhazni optimistis tahun depan  bisa dobel digit. "Misal target tahun ini Rp 1,5 triliun, maka kontribusi revenue 10%  berasal dari pabrik Bandung," kata dia. 

Tak lupa, sebagai perusahaan distribusi produk farmasi, Millennium juga terus menambah jumlah prinsipal. Terbaru, perusahaan ini menjalin kerjasama dengan pemasok produk farmasi Medihob bulan ini.

Nah, lewat serangkaian aksi usaha ini, Muhazni menginginkan, kinerja SDPC tahun depan lebih moncer lagi. "Kami yakin pertumbuhan bakal lebih bagus lagi," harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×