kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Millenium incar pasar obat generik lewat SJSN


Jumat, 22 Agustus 2014 / 10:50 WIB
Millenium incar pasar obat generik lewat SJSN
ILUSTRASI. Kenapa WhatsApp Tidak Bisa di Update? Yuk Cari Tahu Penyebabnya dan Cara Memperbaiki


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Sebagai perusahaan farmasi, PT Millenium Pharmacon International Tbk tak menyianyiakan peluang dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Teranyar, emiten dengan kode saham SDPC ini menggandeng prinsipal baru yang memproduksi obat generik.

Mohamad Muhazni, Presiden Direktur Millennium Pharmacon International menuturkan pihaknya sudah meneken kesepakatan dengan produsen farmasi PT Errita Pharma. Errita Pharma yang berdomisili di Rancaekek, Bandung ini terkenal dengan portofolio produk yang variatif mulai dari obat bermerek hingga obat resep. "Kami optimistis dengan kerjasama ini. Apalagi, Errita juga memproduksi generik. Saat ini Errita baru produksi satu item, tapi ke depan peluangnya sangat besar," katanya kepada KONTAN, Kamis (21/8).

Sayang, Muhazni belum bisa memastikan target bisnis dari kerjasama tersebut sampai akhir tahun ini. Yang jelas, Millenium Pharmacon terus berupaya memperkuat penjualannya dengan menambah kantor cabang baru sekaligus sebagai pusat distribusi. "Tahun ini kami menmbah kantor cabang baru di Tasikmalaya dan itu sudah dilakukan semester satu kemarin. Dengan begitu total cabang kami ada sepuluh cabang," paparnya lebih lanjut.

Ia berharap strategi penambahan cabang dan prinsipal baru ini bisa menjaga pertumbuhan laba tahun ini yang bisa mencapai 10% dibanding tahun lalu. Maklum, mengutip laporan keuangan Millenium di semester I-2014, laba SDPC di periode berjalan justru alami penurunan. Tercatat turun dari Rp 4,81 miliar menjadi 2,66 miliar.

Muhazni bilang, penurunan ini lantaran tertekannya kinerja perusahaan ini akibat adanya kenaikan beban biaya operasional imbas dari kondisi makro ekonomi Indonesia. Seperti kondisri kurs rupiah yang kerap selalu gonjang-ganjing. Lantas efek dari kenaikan upah pekerja, serta beban listrik yang kian membengkak. 

Menurut dia, beban biaya yang harus ditanggung Millennium tahun ini naik tinggi, sekitar 80% dibanding tahun lalu. Padahal, kenaikan beban biaya perusahaan ini tahun lalu kenaikan sekitar 55% dibanding beban biaya 2012. Sayangnya, ia tidak merinci besaran beban biaya yang harus ditanggung Millenium "Beban biaya tahun ini memang lebih berat," ucap dia.

Meski begitu, adanya aksi usaha perusahaan ini yang sedang berjalan membuat Muhazni tetap optimistis, kinerja perusahaan sampai akhir tahun ini bisa tumbuh positif. "Kami upayakan untuk bisa tumbuh low double digit," ucapnya.

Tahun ini, SDPC menargetkan pendapatan hingga Rp 1,5 triliun. Sedangkan pendapatan hingga semester I-2014 sebesar Rp 693,76 miliar atau tumbuh 9,2% dari pendapatan semester I-2013 yang mencapai Rp 634,74. Kontributor penjualan terbesar di semester satu tahun ini berasal dari segmen obat sebesar Rp 628,88 miliar. Sisanya dari  bisnis suplemen dan makanan serta produk diagnostik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×