kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dian Lestari bakal impor zirkonium silikat


Kamis, 18 April 2013 / 08:00 WIB
Dian Lestari bakal impor zirkonium silikat
ILUSTRASI. Foto udara pabrik pengolahan nikel milik PT Aneka Tambang Tbk di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020). ANTARA FOTO/Jojon/wsj.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Dalam waktu dekat, produsen bijih mineral jenis zirkonium, PT Dian Lestari Sejahtera (DLS) segera merampungkan kegiatan konstruksi untuk peningkatan kapasitas pabrik pengolahan zirconium silikat. Kapasitas pabrik perusahaan itu akan mencapai 36.000 ton per tahun atau meningkat lima kali lipat dibandingkan kapasitas produksi tahun lalu sebesar 7.200 ton per bulan.

Gunawan Tjandra, Direktur Utama DLS mengatakan, pihaknya menginvestasikan dana senilai US$ 2 juta untuk proyek pengembangan pabrik tersebut. "Proyek peningkatan kapasitas pabrik kami telah mencapai 95% dan siap dioperasikan secara penuh," kata dia kepada KONTAN, Rabu (17/4).

Menurut Gunawan, proyek pengembangan pabrik tersebut diproyeksikan dapat beroperasi maksimal pada Oktober mendatang. Dia menyampaikan, sejak Januari silam, pihaknya hanya dapat meningkatkan kapasitas rata-rata 200 ton per bulan.

Alhasil, sepanjang kuartal pertama tahun 2013 ini, Dian Lestari telah memproduksi sebanyak 2.400 ton. Jumlah itu meningkat 30% dibandingkan realisasi produksi tahun lalu di periode yang sama sebanyak 1.800 ton.

Gunawan menambahkan, dengan peroperasian pabrik secara penuh mulai kuartal VI-2013 mendatang, tahun ini, Dian Lestari dapat memproduksi zirkonium silikat sebanyak 16.200 ton. "Pada kuartal akhir tahun ini, produksi kami akan mencapai 9.000 ton," kata Gunawan.

Menurut Gunawan, seluruh produksi zirkonium silikat dari DLS dipasok untuk kebutuhan domestik. Umumnya, produk itu disuplai ke pabrik keramik, seperti Group Mulia, dan Group Arwana yang merupakan dua pabrik keramik besar di Indonesia.

Menurut Gunawan, selama ini, pihaknya merasa kesulitan memperoleh bahan baku bijih zirkonium dari produsen tambang di Tanah Air. Sebab, penurunan harga bijih zirkonium membuat produsen juga menurunkan produksinya. Bahkan, sejak 2011 silam, DLS mengaku telah mengimpor mineral mentah tersebut dari Australia.

Menurut Gunawan, rencananya, untuk menjamin kemanan pasokan bahan baku bijih zirkonium ke dua grup perusahaan keramik itu, akhir tahun nanti, perusahaannya akan bekerja sama dengan Iluka dan Bimax, kedua perusahaan tambang zirkonium asal Australia. "April ini, kami akan berkunjung ke sana. Kami berharap, setelah ada pasokan bahan baku dari mereka, kapasitas produksi kami sebanyak 3.000 ton per bulan bisa terpenuhi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×