kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor ore minta distop, AP3I akan surati Jokowi


Rabu, 12 Juli 2017 / 16:18 WIB
Ekspor ore minta distop, AP3I akan surati Jokowi


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Mineral Indonesia (AP3I) akan melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk segera mencabut peraturan kegiatan ekspor mineral mentah atau ore.

Hari ini (12/7), AP3I mengadakan pertemuan dengan Kepala Badan Kootdinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) Thomas Lembong dan menyampaikan bahwa ada 17 fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) khususnya smelter nikel yang berhenti operasi. Ini akibat anjloknya harga karena dipengaruhi oleh ekspor mineral mentah.

"Beliau (Thomas Lembong) sangat positif menerima masukan dari kami. Kami diminta mengusulkan draf surat untuk ke Presiden," kata Jonatan kepada KONTAN, Rabu (12/7).

Jonatan menuturkan relaksasi ekspor mineral mentah berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.6 Tahun 2017. Dia meminta agar beleid ini direvisi sehingga izin ekspor mineral mentah tidak lagi diterbitkan.

Dalam regulasi yang diteken Menteri ESDM Ignasius Jonan disebutkan bijih nikel kadar rendah dan bauksit hasil pencucian (wash bauxite) diizinkan ekspor selama lima tahun mulai 11 Januari 2017.

"Kami mengusulkan semua jenis mineral mentah dilarang ekspor," tegasnya.

AP3I sedang menyiapkan naskah surat yang ditujukan ke Presiden Joko Widodo. Nantinya naskah itu akan digabung dengan draf dari BKPM. Namun Jonatan enggan membeberkan kapan surat itu bakal dilayangkan ke Presiden.

Pertemuannya dengan Thomas Lembong itu lantaran BKPM merupakan pihak yang menerbitkan izin bagi smelter tersebut. Dia mengklaim BKPM malu dengan kondisi 17 smelter terhenti. Pasalnya selama ini BKPM terus mengundang investor masuk ke Indonesia.

"Awal Mei kemarin kami sudah (menyampaian masalah serupa) ke (Wamen ESDM) pak Arcandra Tahar. Tapi tidak ada reaksi sama sekali," ujarnya.

Asal tahu saja, Harga nikel di London Metal Exchange (LME) terpuruk sejak semester kedua 2016 dan berlanjut hingga saat ini. Harga nikel tahun lalu pernah menyentuh US$ 11.000 per ton. Namun semenjak semester kedua 2016 harga melemah menjadi US$ 8.000 - US$ 9.000 per ton.

Anjloknya harga nikel, kata Jonatan disebabkan oleh sentimen negatif dari wacana pemerintah bakal mengizinkan kembali bijih nikel. Pada awal 2017 wacana itu benar-benar terwujud lantaran pemerintah mengizinkan ekspor bijih nikel kadar rendah dan wash bauxite selama lima tahun bagi perusahaan tambang yang membangun smelter.

"Kondisi ini yang membuat harga tak kunjung membaik. Sebab kebijakan ekspor nikel kadar rendah itu membuat ketersediaan nikel di pasar dunia melimpah sehingga harga pun anjlok," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×