kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga gas turun, KRAS hidupkan lagi tiga pabrik


Jumat, 06 Januari 2017 / 10:31 WIB
Harga gas turun, KRAS hidupkan lagi tiga pabrik


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kebijakan penurunan harga gas membuat PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berusaha untuk menghidupkan kembali tiga pabrik baja hulu yang sebelumnya dihentikan produksinya. Langkah penghentian produksi pabrik dilakukan lantaran terus merugi.

Sukandar, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) mengatakan, pabrik-pabrik tersebut harus dioperasikan kembali setelah blast furnace siap sekitar Maret. Selain itu, penurunan harga gas akan menekan biaya produksi. "Efisiensi mulai terasa Maret atau April," ujar Sukandar, Kamis (5/1)..

Sebelumnya, Krakatau Steel menghentikan tiga pabrik baja hulu pada 2014 sebagai strategi efisiensi perusahaan. Tiga pabrik baja tersebut, yakni pabrik besi spons (sponge iron), baja lembaran setengah jadi (slab), dan baja batangan setengah jadi (billet). Kala itu produksi dihentikan karena harga gas yang tinggi dan harga baja dunia yang tengah anjlok.

Berdasarkan Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 2016 tentang Harga Gas Bumi untuk Industri Tertentu, PT Krakatau Steel memperoleh penurunan harga gas menjadi minimum US$ 6 dari sebelumnya harga gas di plant gate sebesar US$ 7,35. Alokasi gas sebesar 45 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) diperoleh dari PT Pertamina EP.

Pengoperasian kembali pabrik baja hulu tersebut diharapkan bisa membantu pencapaian target peningkatan produksi. Tahun ini Krakatau Steel menargetkan penjualan baja sebesar 2,3 juta ton. "Perusahaan tahun ini kami lebih optimistis. Golnya kami bisa jual 300.000 ton di atas tahun lalu," ujar Sukandar.

Krakatau Steel yakin bisa memenuhi target tersebut karena perusahaan ini akan memasuki pasar baru baja struktural untuk infrastruktur. "Sudah ada peminatnya, konsorsium BUMN dan swasta untuk proyek infrastruktur," ujar Sukandar.

Selain itu, peningkatan penjualan juga didorong oleh peningkatan permintaan bahan bangunan karena makin maraknya pembangunan rumah dan apartemen. Sementara itu, Krakatau Steel tahun ini tidak akan banyak mengekspor baja ke mancanegara. "Kami lebih berkonsentrasi di pasar dalam negeri," ujar Sukandar.

Selain itu, Krakatau Steel juga berupaya menekan arus impor dalam negeri. "Kami memasok sebanyak-banyaknya ke domestik untuk mengurangi impor," ujar Sukandar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×