kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   -927,64   -100.00%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inalum menargetkan produksi 500.000 aluminium


Rabu, 21 Februari 2018 / 06:39 WIB
Inalum menargetkan produksi 500.000 aluminium
ILUSTRASI. Suasana pabrik Inalum


Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - MEDAN. Pasca menyandang status sebagai induk dalam holding BUMN pertambangan per 29 November 2017 lalu, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atawa Inalum memikul amanah penting dari negara. Untuk itu, mereka akan memacu produksi aluminium.

Tahun 2021 nanti, Inalum ingin memproduksi 500.000 ton aluminium. Sementara realisasi produksi mereka tahun lalu antara 250.000–260.000 ton. "Tahun 2017 kemarin, peningkatan kami lebih dari 25% dibandingkan tahun 2016," ujar Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) saat kunjungan pabrik Inalum di Kuala Tanjung, Medan, Sumatra Utara, Selasa (20/2).

Untuk mendukung rencana tersebut, Inalum mengandalkan smelting plant atau pabrik pengolahan mineral mentah di Kuala Tanjung, Medan dan Kalimantan Utara. Inalum akan membangun smelting plant baru mulai tahun 2020.

Dalam kesempatan yang sama, Hardjanto, Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronik Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap, Inalum bisa memenuhi kebutuhan aluminium dalam negeri yang saat ini mencapai 900.000 ton. Sebab, pasokan aluminium lokal yang tipis menyebabkan terjadinya impor.

Nilai impor aluminium Indonesia tahun lalu bahkan hampir setengah miliar dollar Amerika Serikat (AS). Angka tersebut tumbuh 28% dibandingkan dengan nilai impor aluminium tahun 2016.

Namun Kemenperin memahami, kendala utama Inalum saat ini adalah pasokan listrik. "Kami sedang mengajukan izin ke pemerintah, kalau disetujui, mudah-mudahan dapat sesuai target," tutur Hardjanto.

Target produksi aluminium tadi adalah upaya Inalum mengejar amanah menjadi perusahaan kelas dunia. Selain itu, holding ini juga mencoba memenuhi amanah negara yakni meningkatkan hilirisasi mineral mentah.

Sebagaimana diketahui, Inalum mengolah mineral mentah bauksit. Mereka lantas mengolahnya menjadi alumina yang kemudian diolah lagi menjadi aluminium. "Harusnya kita (Indonesia) bisa mengelola sendiri karena bisa menambah nilai ekonomi dan membuka lapangan kerja," terang Budi

Amanah negara lain yang harus Inalum penuhi adalah meningkatkan penguasaan cadangan dan sumber daya mineral Indonesia. Caranya dengan menambah existing asset atau aset eksis di dalam negeri.

Target utama Inalum saat ini adalah meningkatkan kepemilikan saham negara atas PT Freeport Indonesia. Perusahaan tersebut menargetkan penguasaan 51% saham Freeport Indonesia bisa rampung paling lambat Juni 2018 mendatang.

Menurut laporan tahunan Inalum, penjualan neto tahun 2016 mencapai US$ 433,68 juta. Dalam periode lima tahun ke belakang atau sejak 2012, penjualan neto 2016 itu menjadi yang terkecil. Penjualan tertinggi mereka terjadi pada tahun 2014, yakni mencapai US$ 632,45 juta. Kalau laba tahun berjalan tahun 2016 sebesar US$ 66,44 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×