kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indopora telah kantongi kontrak baru Rp 745 miliar


Selasa, 26 September 2017 / 22:15 WIB
Indopora telah kantongi kontrak baru Rp 745 miliar


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - PT Indopora Pondasi Raya Tbk (IDPR) telah berhasil mengantongi kontrak baru sebessar Rp 745 miliar sampai minggu ketiga September 2017. Pencapaian tersebut setara dengan 67,7% dari total target perusahaan tahun ini.

Tahun ini, IDPR menargetkan kontrak anyar sebesar Rp 1.1 triliun atau meningkat 11,1% dari pencapaian perusahaan pada tahun lalu yakni sebesar Rp 990 miliar.

Dengan tambahan kontrak carry over tahun lalu Rp 500 miliar maka total kontrak yang akan dihadapi (carry over) IDPR tahun 2017 akan mencapai Rp 1,6 triliun.

Indopora optimis bisa mengejar target yang sudah ditetapkan tersebut dalam tiga bulan ke depan karena perusahaan masih mengikuti sejumlah tender proyek. "Strategi capai target kita terus ikut biding proyek baru tetapi keputusan keputusannya belum ada. Kebanyakan yang dibidik masih dari proyek gedung," Dwi Janto,Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indopora pada KONTAN, Selasa (26/9).

Menurut Dwi, biasanya pengumuman pemenang tender proyek biasanya lebih banyak didapat di kuartal IV. Oleh karena ini, Indopora masih cukup yakin bisa mendapatkan kontrak baru setidaknya Rp 250 miliar lagi sampai akhir tahun.

Adapun proyek-proyek yang sudah didapat IDPR sebagian besar merupakan proyek gedung dan sebagian kecil lagi dari proyek infrastruktur berupa pondasi jalan tol. Perusahaan memang sejak awal menargetkan sekitar 75%-80% kontrak baru tahun ini berasal dari proyek gedung dan 20%-25% diharapkan dari proyek infrastruktur.

Proyek yang didapat IDPR serta yang akan dibidik berkaitan dengan fondasi. Maklum, perusahaaan merupakan kontraktor yamg fokus dalam menggarap pengerjaan pondasi. Rata-rata lama pengerjaaan proyek yang didapat perusahaan sekitar enam bulan.

Adapun proyek-proyek yang sebelumnya didapat Indopora antara lain proyek Siloam Cinere, Enam ruas Jalan tol Gerbang Selatan Tanjung Barat, Pabrik Astra Honda Motor paket II, The Lana Alam Sutera, Gedung Tissue Culture Lab Fase II Sentul, Apartemen Evencio Margoda, PLTU Lontar TAngerang, Midtown Office Serpong, Proyek Jakarta Indah Meikarta.

Kemudian proyek Connecting Bridge One Galaxy, Family Entertaiment Senayan, Solder Oile Tol Cisumdawu, Mall Grand Sungkono Lagoon, Jalan tol Pemalang-Batang Seksi 4, Jembatan Bandung Icon, Cirebon 2CFPP pile dan lain-lain.

Tahun ini, Indopora menganggarkan belanja modal Rp 100 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk pembelian peralatan serta melanjutkan pembayaran pembelian mesin precast. Dwi menyebutkan serapan capex tersebut belum terlalu besar, sayang dia tidak merinci penyerapannya hingga saat ini.

Indopora sebagai perusahaan konstruksi khusus fondasi membutuhkan banyak peralatan apalagi jika menggarap proyek-proyek infrastruktur seperti LRT. Saat ini, utilisasi peralatan yang mereka miliki sudah penuh sehingga untuk mengincar proyek baru akan diperlukan peralatan lagi.

Saat ini IDPR memiliki pabrik pracetak di dua lokasi yakni Legok dan Kutruk Tangerang yang dikelola lewat anak usahanya PT Rekaguna Teknik. Saat ini kapasitas produksi kedua pabrik tersebut baru 1.000 meter per hari.

Adapun luas pabrik di Legok sekitar 4 hektare (ha) dan di Kutruk 10 ha. Tahun ini, Indopora akan melakukan perluasan kapasitas di pabrik Kutruk sehingga nantinya kapasitas produksinya bisa mencapai 2.000 meter per hari.

Pengembangan pabrik Kutruk akan dilakukan dengan membeli mesin precast dari Jerman. Pabrik dengan mesin terbaru tersebut sudah didatangkan dan mulai dilakukan pemasangan. "Perluasan kapasitas produksi Pabrik Kutruk baru mula pemasangan mesin. Kemungkinan produksinya baru bsia di awal tahun depan," kata Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×