kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.452.000   -12.000   -0,82%
  • USD/IDR 15.205   -60,00   -0,40%
  • IDX 7.642   114,20   1,52%
  • KOMPAS100 1.191   18,71   1,60%
  • LQ45 953   14,44   1,54%
  • ISSI 230   3,47   1,53%
  • IDX30 490   7,75   1,61%
  • IDXHIDIV20 589   10,01   1,73%
  • IDX80 136   1,84   1,38%
  • IDXV30 143   2,16   1,54%
  • IDXQ30 164   2,59   1,61%

Indorama tambah pabrik benang pintal


Kamis, 11 Februari 2016 / 10:51 WIB
Indorama tambah pabrik benang pintal


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pabrik baru perusahaan tekstil, PT Indorama Synthetics Tbk akhirnya beroperasi. Mengambil tempat Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (10/2), pabrik dengan nilai  investasi US$ 40 juta ini memproduksi benang pintal. 

Vishnu Swaroop Baldwa, President Director PT Indorama Synthetics Tbk bilang, pabrik tersebut akan menambah kapasitas produksi bahan baku tekstil Indorama. "Pabrik untuk memproduksi benang pintal," kata Baldwa kepada KONTAN.

Pabrik baru Indorama yang menempati lahan 50 hektare (ha) itu berkapasitas produksi 10.800 metrik ton per tahun. Pabrik ini merupakan pabrik benang pintal kedua Indorama di Purwakarta, selain  pabrik di Cimahi, Jawa Barat dan di Uzbekistan.

Meski tak menjelaskan rencana bisnis di tahun ini, Indorama berkomitmen menambah kapasitas produksi benang  di Indonesia. Makanya, Indorama menyediakan belanja modal US$ 60 juta yang bersumber dari kas internal dan juga pinjaman bank.

Selain produksi benang pintal, Indorama memproduksi kain jadi. Namun kontribusi penjualan kain jadi belum terlalu besar. Adapun bisnis Indorama yang dominan mengisi pundi pendapatannya berasal dari penjualan poliester staple fibre dan poli etilena tereftalat (PET) resin, disusul benang pintal.

Franky Sibarani, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang hadir dalam peresmian pabrik Indorama menyebutkan, Indorama telah menambah investasi
Rp 583,8 miliar dari total komitmen investasi Rp 593,75 miliar. "Industri tekstil merupakan industri prioritas yang sedang didorong pemerintah karena padat karya dan berorientasi ekspor," kata Franky.

Dalam catatan BKPM sepanjang tahun lalu, realisasi investasi industri tekstil dan produk tekstil Rp 8,3 triliun, naik 35,7% ketimbang realisasi investasi tahun 2014 senilai Rp 2,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×