kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.452.000   -12.000   -0,82%
  • USD/IDR 15.205   -60,00   -0,40%
  • IDX 7.642   114,20   1,52%
  • KOMPAS100 1.191   18,71   1,60%
  • LQ45 953   14,44   1,54%
  • ISSI 230   3,47   1,53%
  • IDX30 490   7,75   1,61%
  • IDXHIDIV20 589   10,01   1,73%
  • IDX80 136   1,84   1,38%
  • IDXV30 143   2,16   1,54%
  • IDXQ30 164   2,59   1,61%

Indorama kerek kapasitas produksi benang 10%


Selasa, 30 Juni 2015 / 11:15 WIB
Indorama kerek kapasitas produksi benang 10%


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perusahaan tekstil PT Indorama Synthetics Tbk menganggarkan dana belanja modal US$ 60 juta–US$ 70 juta tahun ini. Dana tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi benang pintal sebesar 10%-15%.

Saat ini, kapasitas produksi benang pintal Indorama sebesar 73.000 ton per tahun. Jadi harapan perusahaan berkode INDR di Bursa Efek Indonesia itu, kapasitas produksi benang pintal akan menjadi 80.300 ton–83.950 ton per tahun. Indorama menargetkan penambahan kapasitas produksi benang pintal rampung di semester II mendatang.

Sejatinya, Indorama tak cuma memproduksi benang pintal tapi juga poliester dan kain. Namun, perusahaan itu memiliki alasan mengembangkan produksi benang pintal ketimbang dua produk lain.

V.S Baldwa, Presiden Direktur PT Indorama Synthetics Tbk menyebutkan, bisnis benang pintal mendatangkan margin lebih besar dibandingkan dengan poliester dan kain. Berapa margin yang didapat Indorama? "Saya sulit menghitungnya karena banyak komponen tapi yang pasti marginnya lebih baik dari polyester," katanya usai rapat umum pemegang saham, Senin (29/6).

Sebagai informasi, Indorama memiliki tiga buah pabrik. Dua pabrik terletak di Purwakarta, Jawa Barat dan satu pabrik di Uzbekistan.

Kapasitas produksi poliester Indorama saat ini mencapai 277.000 ton per tahun. Sementara kapasitas produksi kain jadi adalah sekitar 60 juta meter per tahun.

Selain ingin membesarkan kapasitas produksi pabrik benang pintal, Indorama juga berencana meningkatkan pendapatan ekspor. Perusahaan itu akan menambah negara tujuan ekspor baru.

Sayangnya, manajemen Indorama belum bisa menyebutkan tambahan negara baru tujuan ekspor itu. Yang pasti, mereka mengaku sudah mengekspor ke 80 negara.

Patut dicatat, Indorama memang cukup bergantung pada kinerja ekspor. Pasalnya, penjualan ekspor masih menjadi tulang punggung mereka. Sepanjang 2014, penjualan ekspor memberikan kontribusi 66,68% terhadap total penjualan US$ 728,99 juta.

Demikian pula dengan catatan keuangan kuartal I-2015. Selama triwulan pertama itu, penjualan ekspor masih mendominasi 67,69% dari total penjualan US$ 169,25 juta.

Indorama berharap upaya menggenjot pasar mancanegara bisa mendukung target penjualan US$ 850 juta. Target penjualan tersebut lebih besar 17,07% dari realisasi penjualan bersih tahun 2014, atau yang telah dikurangi retur dan potongan penjualan, yakni US$ 726,08 juta.

Manajemen Indorama mengakui, target mereka masih termasuk tinggi. Pertimbangan mereka dulu ketika mematok target itu adalah harga minyak bumi yang merupakan bahan baku tekstil bakal mendaki. "Ketika harga bahan baku naik, harga jual produksi kami otomatis juga naik," terang Baldwa.

Indorama harus bekerja keras menggapai target kinerja. Pasalnya, catatan penjualan bersih di kuartal I-2015 mereka adalah US$ 168,73 juta. Nilai penjualan itu turun 5,42% dari kuartal I-2014 yang sebesar US$ 178,39 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×