kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri manufaktur bakal kejar produktivitas setelah libur Lebaran


Selasa, 19 Juni 2018 / 11:49 WIB
Industri manufaktur bakal kejar produktivitas setelah libur Lebaran
ILUSTRASI. Menperin Airlangga Hartarto


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri manufaktur diperkirakan bakal meningkatkan kembali produktivitas setelah masa libur panjang Lebaran. Lonjakan kinerja tersebut bakal mengerek pertumbuhan pada kuartal III-2018 atau lebih tinggi dibanding periode sebelumnya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, beberapa saat lalu sempat transportasi barang dibatasi, ditambah  dengan adanya liburan yang cukup lama dari biasanya. “Tetapi ini bisa dikejar pada kuartal III nanti,” kata Airlangga dalam keterangan pers, Selasa (19/6).

Menperin meyakini adanya momentum pemilihan kepala daerah (pilkada) yang berlangsung tahun ini di berbagai wilayah di Indonesia, berdampak positif terhadap produksi sejumlah industri manufaktur. “Apalagi nanti juga ada Pemilu, tentu demand produknya lebih banyak lagi,” ujarnya.

Airlangga menyebutkan, beberapa sektor manufaktur yang berpeluang tumbuh gemilang karena mendulang permintaan domestik yang tinggi selama bulan Ramadan dan pilkada, antara lain industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, serta industri alas kaki. “Bahkan, industri printing juga akan meningkat,” ujarnya.

Berdasarkan data BPS, pada kuartal I-2018, produksi industri manufaktur nasional skala besar dan sedang di dalam negeri meningkat sebesar 0,88% dibanding kuartal IV-2017  dan tumbuh 5,01% dibandingkan kuartal I-2017 (year on year).

Berdasarkan indeks manajer pembelian atau purchasing manager index (PMI) Indonesia yang dirilis oleh Nikkei dan Markit, pergerakan industri manufaktur nasional semakin ekspansif lantaran didorong permintaan baru yang tumbuh paling cepat sejak Juli 2014.

Di samping itu, produksi manufaktur dalam negeri terus menunjukkan kenaikan selama empat bulan terakhir dan menjadi periode perluasan usaha yang terpanjang sejak lima tahun silam. Capaian ini terlihat dari PMI Indonesia pada Mei 2018 yang menyentuh level tertinggi dalam 23 bulan, yakni sebesar 51,7 atau naik dari bulan sebelumnya 51,6.

Menperin menegaskan, selama ini pihaknya fokus menjalankan program hilirisasi industri yang konsisten memberikan efek berantai terhadap perekonomian nasional. Dampak positif itu antara lain peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor.

“Kami juga aktif mendorong peningkatan nilai investasi dan ekspor terutama di sektor manufaktur,” ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×