kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor hanya minati 5 blok migas yang dilelang


Jumat, 29 Desember 2017 / 20:14 WIB
Investor hanya minati 5 blok migas yang dilelang


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah secara resmi menutup batas waktu lelang Wilayah Kerja (WK) migas 2017 pada Jumat (29/12). Hingga batas waktu, pemerintah hanya menerima penawaran untuk lima blok dari 10 blok migas konvensional yang ditawarkan pada tahun ini.

Sebanyak 10 blok tersebut terdiri dari tujuh blok migas konvensional penawaran langsung yaitu Andaman I, Andaman II, South-Tuna, Merak-Lampung, Pekawai, West Wandena, dan Kasuri III. Sisanya merupakan blok migas konvensional reguler yang terdiri dari Blok Tongkol, East Tanimbar, dan Memberamo.

"Untuk 10 blok WK migas konvensional, yang mengajukan penawaran pada hari ini, untuk peserta wilayah kerja penawaran langsung, ada lima WK dari tujuh WK (penawaran langsung). Itu diakses dan diajukan penawaran oleh beberapa perusahaan," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar dalam konferensi pers pada Jumat (29/12) di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.

Lima blok migas yang diminati itu adalah Blok Andaman I yang mendapatkan penawaran dari Mubadala Petroleum (SE Asia) ltd. Blok Andaman II dari Repsol Exploracion SA, Energy Mega Persada Tbk (EMP), dan Konsorisum Premier Oil Far East Ltf., Mubadala Petroleum (SE Asia( & Kris Energy.

Ada juga penawaran untuk Blok Merak-Lampung oleh PT Tansri Madjid Energy. Sementara itu, perusahaan migas nasional yang juga anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Saka Energi Indonesia, memasukkan dokumen penawaran untuk Blok Pekawai dan West Yamdena.

Sisa lima blok konvensional yang dilelang tahun pun dinyatakan tidak laku. Kelima blok migas tersebut terdiri dari dua blok migas konvensional penawaran langsung yaitu South-Tuna dan Kasuri III, ditambah dengan tiga blok migas konvensional reguler yaitu Tongkol, East Tanimbar, dan Memberamo.

Padahal dalam masa akses dokumen pemerintah mencatat 13 perusahaan mengakses 20 dokumen lelang di 10 blok migas konvensional yang dilelang tahun ini. Seperti Pearl Oil Sebuku yang mengakses dokumen lelang di Andaman I dan Andaman II namun tidak melakukan penawaran.

Ada juga Woodside Energy yang hanya mengakses dokumen di Blok Andaman II, East Tanimbar, dan Memberamo. PT Pertamina (Persero) yang tidak mengakses dokumen lelang Blok Andaman II jga tidak melakukan penawaran.

Serupa dengan Petrochina International Limited yang hanya mengakses dokumen Blok South-Tuna dan Blok Pekawai. Genting Oil juga hanya melakukan akses dokumen di Blok Kasuri III, begitu juga dengan Inpex Corporation yang hanya mengakses dokumen East Tanibar dan BP Exploration Indonesia yang hanya mengakses dokumen Blok Memberamo.

Di Sisi lain, pemerintah mencatat WK non konvensional hanya diakses oleh satu perusahaan yaitu Pertamina Hulu Energi (PHE). PHE mengakses dokumen di blok MNK Jambi I dan MNK Jambi II.

Namun PHE tidak memasukkan dokumen penawaran kepada pemerintah. Ini berarti, dari 15 blok migas yang dilelang tahun ini masih terdapat 10 blok yang tidak laku.

Biarpun begitu, Arcandra tetap menegaskan lelang WK migas tahun ini sudah cukup berhasil apalagi dengan adanya skema gross split.

"Jadi kalau dibilang blok-blok migas dengan skema gross split kurang diminati oleh investor, buktinya hari ini alhamdulillah lima blok dari tujuh (blok reguler) yang ditawarkan akan diminati oleh investor. Investor yang mengambil sebagian besar adalah internasional kontraktor," tegas Arcandra.

Arcandra pun membandingkan dengan lelang WK Migas pada tahun 2015 dan 2016 yang hasilnya nihil karena tidak ada penandatanganan kontrak baru. Padahal kala itu sistem bagi hasil migas masih menggunakan skema cost recovery.

"Apakah gross split lebih baik dari sisi diminati dokumen lelang kita atau tidak, coba lihat tahun-tahun sebelumnya. Coba tahun 2015 ditawarkan delapan lakunya nol, 2016 ditawarkan 14 lakunya juga nol," kata Arcandra.

Namun jika jeli melihat statistik penawaran WK Migas sejak 2001 sampai 2014 selalu diminati. Puncaknya pada tahun 2008 di mana jumlah WK yang ditawarkan mencapai 56 dan terdapat 38 blok migas yang menandatangani kontrak baru. Selain itu, pada 2012, dari 42 blok yang ditawarkan terdapat 28 blok yang laku diminati investor.

Namun Arcandra tetap menyebut lelang WK Migas tahun ini sudah cukup bagus. Bahkan dia optimistis akan ada penandatanganan kontrak baru dari lelang WK migas 2017 yang ditargetkan bisa dilakukan pada akhir Maret 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×