kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jasa Marga mengejar bisnis sampingan


Jumat, 16 Maret 2018 / 13:06 WIB
Jasa Marga mengejar bisnis sampingan
ILUSTRASI. Transaksi tol nontunai


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga (Persero) Tbk berencana meperbesar sampingan alias bisnis selain jalan tol. Perusahaan pelat merah tersebut ingin, kontribusi bisnis sampingan naik dari 8% tahun lalu menjadi 10% tahun 2018.

Bisnis sampingan Jasa Marga berupa properti. Selain itu, mereka berencana menambah tiga lini bisnis baru pada tahun ini. "Kami juga dalam proses bisnis lain seperti Jasamarga IT, utility dan iklan-iklan," ujar Desi Arryani, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk kepada KONTAN, Kamis (15/3).

Adapun bisnis properti Jasa Marga berjalan di bawah anak perusahaan bernama PT Jasa Marga Properti. Anak perusahaan itu sudah menjalankan bisnis secara komersial sejak 15 Januari 2013 dan kini memiliki tabungan lahan 50 hekatare (ha)-100 ha.

Jasa Marga Properti merencanakan pengembangan proyek properti di tiga lokasi. Dua lokasi di Jawa Timur, yakni Pandaan dan Sidoarjo. Satu lokasi lagi di Bogor, Jawa Barat.

Pengembangan hunian di Pandaan berupa perumahan berisi 350 unit yang menemapati area pengembangan seluas 8 ha. Harga jualnya Rp 500 juta–Rp 1 miliar.

Jasa Marga Properti menaglokasikan biaya investasi sekitar Rp 100 miliar–200 miliar untuk pengembangan. Target penyelesiaan pembangunan pertengahan tahun 2019.

Sementara proyek di Sidoarjo sudah menginjak tahap pemasaran II. Jasa Marga Properti membidik segmen pasar menengah. Mereka mengklaim dari total 500 unit rumah tapak, 150 unit sudah diserap pasar.

Kalau proyek-proyek di Jawa Timur hanya berupa landed house, proyek di Bogor terdiri dari 60 unit rumah dan 1.200 unit apartemen. Hanya, sejauh ini Jasa Marga Properti masih dalam tahap menuntaskan perizinan.

Perkiraan sementara, proyek di Bogor membutuhkan dana belanja modal sekitar Rp 800 miliar. Anggaran itu hanya untuk pembangunannya saja dan belum termasuk pembelian tanah. "Itu ada pinjaman dari bank dan kas internal," terang Irwan Artigyo Sumadyo, Direktur Utama PT Jasa Marga Properti di Jakarta, Kamis (15/3).

Selain hunian, Jasa Marga Properti juga berencana membangun 12 rest area di pinggir jalan tol milik induk usaha. Total dana investasi yang mereka persiapkan mencapai Rp 360 miliar. Jadi pembangunan satu rest area memakan anggaran sekitar Rp 30 miliar.

Investasi lebih mini

Jasa Marga Properti membidik lokasi di sepanjang Tol Trans Jawa. Persisnya, jalur tol dari Solo ke Ngawi hingga Surabaya. Pertimbangan mereka, belum ada kompetitor yang bermain bisnis rest area di lokasi tersebut.

Target Jasa Marga Properti dari proyek hunian dan rest area berbeda. Target proyek hunian adalah marketing sales alias pendapatan pra penjualan sedangkan target rest area adalah recurring income atau pendapatan berulang. Makanya, nanti mereka akan menawarkan lokasi rest area kepada para tenant.

Kalau dibandingkan dengan anggaran untuk mengembangkan bisnis tol, anggaran bisnis sampingan Jasa Marga terbilang cukup mini. "Kan memang heavy capex di tol itu bisa Rp 44 triliun tahun ini," beber Desi.

Sepanjang tahun 2017 lalu, Jasa Marga membukukan pendapatan Rp 35,09 triliun atau naik dua kali lipat lebih ketimbang tahun 2016. Pendapatan konstruksi mendominasi hingga Rp 26,17 triliun.

Tahun depan, Jasa Marga akan membangun Tol Jakarta–Cikampek II Selatan sepanjang 64 kilometer (km). Penggarap proyek senilai Rp 14,6 triliun itu adalah PT Jasa Marga Japek Selatan dan PT Wira Nusantara Bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×