kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kunci sukses GE menjadi perusahaan kelas dunia


Selasa, 17 Oktober 2017 / 21:10 WIB
Kunci sukses GE menjadi perusahaan kelas dunia


Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setiap sektor industri setuju, efisiensi dan peningkatan produktivitas menjadi kunci untuk menggenjot kinerja keuangan operasional. Begitu pula yang dilakukan oleh perusahaan multinasional kelas dunia, General Electric (GE).

Maka dari itu GE memutar otak agar dapat melakukan efisiensi tanpa harus mengorbankan kinerja operasional. Muliandy Nasution selaku Market Development GE Indonesia mengaku, salah satu kunci sukses yang membuat GE diakui oleh dunia, salah satunya dengan penerapan program "The Power of 1%".

Walaupun terlihat kecil, Muliandy mengaku dengan menghemat 1% dalam produktivitas dapat berimbas pada nilai efisiensi yang besar dalam jangka panjang. "Ini yang tidak terekspos tapi sebenarnya penting dan ini terjadi," terangnya di Jakarta, Senin (16/10).

Sebagai perusahaan penyedia jasa teknologi infrastruktur, GE mencoba melakukan beberapa penghematan di sejumlah sektor.

Di antaranya dalam sektor aviasi, dengan mencoba melakukan penghematan bahan bakar sebanyak 1% terbukti mampu menghemat beban perusahaan hingga US$ 30 miliar dalam jangka 15 tahun.

Sektor lainnya seperti energi, penghematan bahan bakar sebanyak 1% dianggap mampu menghemat beban perusahaan hingga US$ 66 miliar dalam 15 tahun.

Untuk sektor perkeretaapian, peningkatan produktivitas sebanyak 1% dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan hingga US$ 27 miliar dalam 15 tahun.

Begitu juga untuk sektor healthcare, peningkatan produktivitas sebanyak 1% dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan hingga US$ 63 miliar dalam 15 tahun.

Juga, penghematan 1% dari sisi belanja modal (capital expenditure) terbukti mampu memberi penghematan pada bebean perusahaan, seperti di sektor migas yang mampu berhemat hingga US$ 90 miliar dalam jangka 15 tahun.

Muliandy kemudian membandingkan dengan fenomena sejumlah perusahaan perintis (start up) atau e-commerce di Indonesia yang mendapatkan valuasi hingga miliaran dollar tapi tidak memiliki tolok ukur yang pasti dalam penetapan valuasi tersebut.

"Kalau seperti kami, valuasi dalam B2B (business to business) simpel, tinggal dilihat bisa beri saving berapa ke perusahaan," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×