kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masuk puasa harga daging ayam dan telur meroket


Jumat, 18 Mei 2018 / 17:00 WIB
Masuk puasa harga daging ayam dan telur meroket
ILUSTRASI. Penjualan daging ayam potong


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuk bulan puasa, sejumlah harga pangan semakin naik. Berdasarkan pantauan Kontan.co.id di Pasar Slipi dan Pasar Palmerah, kenaikan paling banyak terjadi pada harga daging ayam dan telur.

Di Pasar Slipi, harga ayam tengah meroket ke Rp 40.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 32.000 per kg. Sedangkan harga telur naik Rp 3.000 menjadi Rp 27.000 per kilogram. Kenaikan ini menurut sejumlah penjual telah terjadi sejak sepekan lalu sebelum bulan puasa.

Kenaikan juga terjadi di Pasar Palmerah, di mana harga daging ayam sudah melejit menjadi Rp 45.000 per kg dari harga sebelum puasa di Rp 40.000 per kg. Kemudian ada juga yang menjual ayam ukuran kecil yang dijual Rp 30.000 per kg dari sebelumnya di Rp 28.000 per kg.

Tak lupa, harga telur di Pasar Palmerah juga naik menjadi Rp 26.000 - Rp 27.000 per kg dari sebelumnya di Rp 24.000 per kg.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menjelaskan tingginya kenaikan harga pada daging ayam sudah melewati batas normal di kisaran Rp 35.000 per kg. Bahkan bila pasar sudah mulai menjual ayam ukuran kecil seperti di Pasar Palmerah, sebenarnya menjadi indikasi adanya masalah produksi.

"Ayam kecil masuk pasar itu artinya ada masalah di produksi, artinya barangnya tidak banyak," kata Abdullah kepada Kontan.co.id, Jumat (18/5).

Ia melanjutkan, kemungkinan besar kenaikan harga tersebut karena cerita lama yang terulang kembali, yakni karena adanya monopoli dari perusahaan yang berkecimpung di pakan ternak, peternak unggas dan pemotongan.

Abdullah menyampaikan pihaknya sebenarnya telah berulang kali mengajukan permintaan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk mengusut fenomena tersebut. Namun hingga saat ini, hasil riilnya belum terlihat.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan pada Kamis (17/5) bahwa akan mengadakan pertemuan dengan pengusaha telur untuk membahas persoalan ini.

Adapun Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti mengatakan tingginya harga pangan disebabkan oleh naiknya harga pakan. "Harga sedang tinggi, kami minta mereka untuk mengeluarkan stok ke pasar," ujar Tjahya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×