kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pariwisata belum terkena imbas gejolak ekonomi


Selasa, 29 September 2015 / 20:58 WIB
Pariwisata belum terkena imbas gejolak ekonomi


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sektor pariwisata diyakini belum terdampak krisis global bahkan berpotensi masih terus tumbuh di tengah perlambatan ekonomi dunia, kata pengamat pariwisata Sapta Nirwandar.

Sapta Nirwandar dalam diskusi bertema "Dolar Menguat, Bagaimana Pariwisata Kita?" di Jakarta, Selasa (29/9) petang mengatakan riset terbaru UNWTO World Tourism Barometer menunjukkan sektor pariwisata pada Januari hingga April tahun ini terus tumbuh dengan peningkatan mencapai empat persen.

"Hampir semua wilayah mengalami pertumbuhan pariwisata. Prospek untuk Mei sampai Agustus juga diperkirakan tetap bagus dengan hampir 500 juta turis melakukan perjalanan wisata dalam empat bulan itu," katanya.

Hal itu menurut Sapta menjadi salah satu indikasi bahwa pariwisata belum terdampak signifikan oleh perlambatan ekonomi global bahkan bisa tumbuh di tengah kondisi yang sulit tersebut.

Menurut dia, pariwisata tetap berprospek cerah ke depan karena telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat dunia.

"Memang ada perpindahan dari yang tadinya perjalanannya jauh dengan spending besar bergeser ke perjalanan yang dekat dengan waktu yang dipersingkat. Itu wajar," katanya.

Oleh karena itu, Mantan Wakil Menteri Pariwisata itu menyarankan agar seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Indonesia kreatif menggarap sektor tersebut.

Selain itu, ia menyarankan agar pemerintah meminimalisir kebocoran devisa pariwisata dengan menggarap secara optimal pariwisata domestik.

Pada kesempatan yang sama praktisi pariwisata Anton Thedy mengatakan saat ini industri harus berani melakukan "short cut" yang kreatif dan inovatif tanpa harus mengeluh dan mengandalkan bantuan pemerintah.

"Bisnis itu kreatif, jangan mengeluh atau menunggu insentif pemerintah. Saat dolar mahal jangan jual dolar, jual rupiah," katanya.

Managing Director TX Travel itu mencontohkan pelaku industri bisa mulai menjual wisata kereta api dengan paket mini dengan harga yang terjangkau ketimbang menjual paket-paket yang mahal.

Selain itu, pelaku industri pariwisata juga bisa menjalin kerja sama antar mereka untuk memberikan insentif kepada wisatawan sehingga paket wisata semakin menarik.

Ia sendiri yakin sektor pariwisata masih akan terus tumbuh dan memiliki prospek yang cerah ke depan. "Kita lihat belum ada PHK di sektor pariwisata, saatnya kita semua harus kreatif," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×