kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pemerintah diminta belajar dari kegagalan inseminasi buatan di masa lalu


Senin, 29 Januari 2018 / 06:10 WIB
Pemerintah diminta belajar dari kegagalan inseminasi buatan di masa lalu


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam program Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting) tahun ini, Kementerian Pertanian (Kemtan) menargetkan akan terdapat 3 juta ekor sapi yang mendapatkan inseminasi buatan (IB), kebuntingan 2,1 juta ekor serta kelahiran 1,6 juta ekor.

Pada 2017, realisasi sapi yang sudah mendapatkan IB dalam program ubsus siwab sebesar 99,41%, sementara realisasi kebuntingan sebesar 63,08%.

Melihat ini, Rochadi Tawaf, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengatakan, pemerintah seharusnya menjadikan pencapaian tahun lalu sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan Upsus Siwab tahun ini.

Menurutnya, pemerintah harus melihat faktor ketidakberhasilan di masa lalu. Dia bilang, faktor tersebut bisa saja bukan karena prasarana yang disediakan tetapi juga dari sisi pakan ternak. Bila pemerintah sudah mengetahui apa penyebabnya, maka akan ada solusi yang bisa ditetapkan.

“Kalau ada masalah infrastruktur harus diperbaik, dari sisi inseminator harus di upgrade” ujar Rochadi, Minggu (28/1).

Rochadi pun berpendapat, pemerintah sudah mengetahui apa masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Upsus Siwab sebelumnya sehingga tahun ini target yang ditetapkan lebih kecil dibandingkan tahun 2017.

Menurut Rochadi, semua pihak, khususnya peternak selalu berharap sapi yang dimilikinya mengalami kebuntingan. Dia bilang, program ini termasuk salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan populasi sapi. “Upaya Ubsus Siwab ini pasti dan harus bisa meningkatkan populasi sapi. Karena harus dilihat dari peternaknya, harga jualnya tidak bergairah,” tambah Rochadi.

Meski begitu, dia pun mengakui dengan keberhasilan program Upsus Siwab ini baru bisa dinikmati setelah berjalan dalam waktu yang lama. Artinya, dampak program ini belum akan terjadi dalam waktu 2-3 tahun. Sementara, dalam jangka waktu tersebut, Indonesia akan tetap mengimpor sapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×