kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha RPH tertekan lonjakan harga daging sapi


Selasa, 08 Januari 2013 / 09:05 WIB
Pengusaha RPH tertekan lonjakan harga daging sapi
ILUSTRASI. Pemerintah meluncurkan Bantuan Langsung Tunai bagi pedagang kaki lima (PKL) dan atau warteg (BTPKLW).


Reporter: Handoyo | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Pengusaha Rumah Potong Hewan (RPH) ikut merasakan dampak riuhnya pro kontra tata niaga sapi sejak tahun lalu. Selama 2012, realisasi sapi yang dipotong di RPH se-Jabodetabek hanya 70% dari kebutuhan sebanyak 900.000 ekor.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pemotongan Hewan Indonesia (APPHI) Abud Hadiyanto mengatakan, tersendatnya pasokan sapi potong yang masuk ke Jabodetabek mengakibatkan harga daging sapi melonjak.

"Idealnya harga daging sapi karkas di kisaran Rp 60.000 per kilogram (kg)," kata Abud di Jakarta, Senin (7/13). Saat ini, harga daging karkas Rp 68.000 hingga Rp 70.000 per kg.

Kebutuhan sapi potong di Jabodetabek meningkat saban tahun. Pada 2011, misalnya, kebutuhan sapi sebanyak 770.000 ekor, kemudian di 2012 sebanyak 900.000 ekor dan tahun ini diproyeksikan mencapai 1,095 juta ekor.

Menyusutnya suplai sapi ke Jabodetabek terlihat di salah satu RPH terbesar, yakni Dharma Jaya Cakung, Jakarta Timur. Dharma Jaya kini hanya mampu memotong sapi kurang dari 30 ekor per hari. Padahal sebelumnya masih dapat memotong hingga 200 ekor sapi per hari.

Para pelaku usaha di sektor daging sapi melakukan pertemuan pada 20 Desember 2012 dan membentuk wadah bernama Komunike Ampera. Beberapa asosiasi yang terlibat dalam pertemuan itu antara lain Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), Asosiasi Pedagang Daging Se-Jabodetabek (APDS), Asosiasi Pengusaha Protein Hewani Indonesia (APPHI), Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi), Asosiasi Produsen Daging dan Feedloter Indonesia (Apfindo), Komite Daging Sapi Jakarta Raya (KDS), dan Asosiasi Pengusaha Pemotongan Hewan Indonesia (APPHI).

Komunike Ampera melayangkan surat kepada Presiden, Menteri Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian dan Komisi IV DPR. Isinya, asosiasi memberikan waktu kepada pihak terkait untuk menstabilkan harga daging sapi hingga 14 Januari 2013. Bila harga daging sapi masih tinggi, maka pelaku usaha akan menggelar aksi demonstrasi dan mogok berdagang. "Usaha kita juga berdampak, karena tak ada yang memotong sapi," kata Abud.

Demi memecahkan persoalan daging sapi, kemarin, pelaku usaha bertemu Kementerian Perdagangan. Selain menuntut tambahan kuota impor daging sapi menjadi 85.000 ton di 2013, pelaku usaha ingin pemerintah menetapkan harga patokan pasar daging sapi. Usulannya adalah Rp 70.000 per kg hingga Rp 75.000 per kg. "Kami ingin Kemdag intervensi persoalan ini," ujar Sarman Simanjorang, Ketua KDS Jakarta.

Stok sapi bakalan di fasilitas penggemukan sapi (feedlot) pada Januari 2013 tinggal 23.000 ekor, menyusut 54% daripada periode sama 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×