kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi batubara naik menjadi 477 juta ton


Selasa, 18 Juli 2017 / 11:20 WIB
Produksi batubara naik menjadi 477 juta ton


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengubah target produksi batubara tahun ini, dari 413 juta ton menjadi 477 juta ton. Penambahan produksi ini akan banyak datang dari para perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP).

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengungkapkan, banyak perusahaan IUP yang saat ini sudah masuk tahapan operasi produksi. Sehingga, target yang ditentukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) meningkat menjadi 477.91 juta ton.

"Ada pertimbangan dari IUP yang baru naik ke atas (masuk masa produksi). Sehingga tidak mungkin dimoratorium semua," jelasnya kepada KONTAN, Senin (17/7). Perlu diketahui moratorium tersebut terkait dengan pendataan IUP soal sudah clean and clear dan yang belum.

Target perubahan produksi batubara itu, juga sudah mendapatkan persetujuan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Sebelumnya Kementerian ESDM memang sudah mengirim surat adanya penambahan produksi batubara tahun ini ke Bapenas.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Adib Ubaidillah menyatakan, pada tahun ini pihaknya akan mengerek produksi 10% sampai 30%, dari sebelumnya 25 juta ton per tahun. "Target ini sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang diajukan," terangnya, kepada KONTAN, Senin (17/7). Selain itu, alasan meningkatkan produksi tahun ini karena adanya penambahan gerbong angkutan batubara, yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Chief Executive Officer PT Arutmin Indonesia Ido Hotna Hutabarat mengungkapkan, produksi Arutmin tahun 2017 sekitar 33 juta ton -34 juta ton. Angka ini naik dibandingkan  produksi tahun lalu yang sebesar 25,75 juta ton.

"Peningkatan tersebut karena produksi kalori tinggi dimulai lagi tahun ini dan ada juga soal harga yang membaik," ungkap Ido ke KONTAN, Senin (17/7). Produksi kalori tinggi sempat terhenti karena terjadi dispute dengan kontraktor pertambangan.

Head of Corporate Communication Division PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Febriati Nadira bilang, hingga saat ini target produksi tetap atau sesuai panduan tahun 2017, yaitu antara 52 juta-54 juta ton. Dengan kata lain, Adaro tidak akan menaikkan produksi.

Tujuannya, agar batubara  perusahaan ini bisa memenuhi kebutuhan jangka panjang. "Sebab ke depan PLTU-PLTU, khususnya milik Adaro akan beroperasi dan pasti membutuhkan batubara," kata dia, Senin (17/7).

Deputi Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia membenarkan, saat ini banyak IUP yang sudah masuk dalam tahapan operasi produksi. Sehingga, produksi batubara tahun 2017 ini meningkat,  tidak sesuai dengan RPJMN.

Namun yang jelas, revisi target kenaikan produksi yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM, kata Hendra, tidak berpengaruh kepada perusahaan-perusahaan. Terutama yang telah mendapatkan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari pemerintah.

Hendra menambahkan, peningkatan produksi batubara tahun ini juga karena merosotnya produksi pada kuartal II tahun lalu lalu. Sehingga, banyak perusahaan IUP menahan produksi. "Tren tahun ini meningkat, apalagi cuaca membaik dibandingkan tahun lalu. Jadi banyak IUP yang menggenjot produksi," ujarnya.

Peneliti Tatakelola Batubara Publish What You Pay Indonesia, Agung Budiono bilang, selama pemerintah masih berpikir batubara menjadi tumpuan penerimaan dan fiskal, akan sulit keluar dari ketergantungan energi fosil. "Seharusnya pemerintah menyusun strategi khusus mengatur PKP2B dan IUP di provinsi agar patuh melakukan pembatasan," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×