kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi menurun, harga lada kian pedas


Selasa, 26 April 2011 / 17:07 WIB
Produksi menurun, harga lada kian pedas
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan ATM Bank Sinarmas KCU BSD Tangerang Selatan, Minggu (13/1). PT Bank Sinarmas Tbk menargetkan pertumbuhan kredit 10% sampai 20% pada tahun 2019yang berasal dari sektor UMKM dan ritel./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/01/2019.


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga lada semakin pedas. Berdasarkan data Bloomberg, harga lada di pasar spot National Commodity Derivatives Exchange (NCDEX) India ada di level INR 27.392 per kuintal.

Harga ini adalah rekor tertingginya sejak tahun 2005 lalu. Harga lada untuk pengiriman Juni 2011 bahkan telah melambung hingga ke level INR 29.269 per kuintal.

Laju kenaikan harga lada cukup cepat . Di awal April 2011 harga spot lada internasional masih ada di level INR 24.240 per kuintal. Artinya, dalam waktu kurang dari satu bulan, harga lada sudah melonjak 13%.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) harga lada putih di Pangkal Pinang pada Selasa (26/4) ini sudah ada di level Rp 68.889 per kg. Padahal, awal Januari 2011 lalu, harga lada putih di Pangkal Pinang di Bappebti masih di kisaran Rp 58.328 per kg. Artinya, selama Januari hingga saat ini harga lada putih Pangkal Pinang sudah naik 18%.

Direktur Pemasaran Internasional Kementerian Pertanian Mesah Siregar mengatakan kenaikan harga lada ini disebabkan karena melonjaknya permintaan lada dunia. "Kelihatannya permintaan dunia masih tinggi karena musim dingin di Eropa yang masih berkepanjangan sehingga produksi menurun," ujarnya kepada KONTAN Selasa (26/4).

Asal tahu saja, akibat anomali iklim, produksi lada dunia tahun ini diperkirakan menurun. International Pepper Community (IPC) memperkirakan, produksi lada dari negara anggotanya, seperti Brasil, India, Malaysia, Sri Lanka, Vietnam dan Indonesia akan menurun.

IPC memperkirakan, produksi lada dari enam negara itu hanya mencapai 262.802 ton tahun ini. Jumlah ini lebih rendah ketimbang produksi tahun 2010 lalu yang sebesar 271.230 ton. Khusus Indonesia, IPC memperkirakan produksi lada tahun ini hanya 37.000 ton. Jumlah ini jauh lebih rendah dibanding produksi lada tahun lalu yang sebesar 52.000 ton.

Sebelumnya, Ketua IPC Gusmardi Bustami mengatakan, rata-rata permintaan lada memang datang dari negara-negara yang memiliki musim dingin. Ia bilang beberapa negara yang permintaan ladanya cukup besar antara lain Eropa, China dan Amerika.

Berdasarkan data IPC, dalam lima tahun terakhir ekspor lada dari negara-negara anggota IPC rata-rata mencapai 270.000 ton per tahun. Sedangkan rata-rata produksinya sekitar 330.000 ton per tahun. "Sebagian besar lada dari negara anggota memang diekspor," jelas Gusmardi beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×