kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saka Energi dan PGN bersinergi hilirisasi gas


Rabu, 12 April 2017 / 12:00 WIB
Saka Energi dan PGN bersinergi hilirisasi gas


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sembari memacu pengeboran di lapangan minyak dan gas (migas) eksisting, PT Saka Energi Indonesia mencari peluang sumber gas baru. Rencana itu mereka sinergikan dengan agenda hilirisasi gas induk usaha, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

Saka Energi Indonesia bertugas menyuplai gas sedangkan PGN membangun jaringan pipa gas. "Biar PGN bisa membangun infrastruktur, jadi mereka bangun, kami menyiapkan gasnya," terang Tumbur Parlindungan, Direktur Operasi PT Saka Energi Indonesia kepada KONTAN, Selasa (11/4).

Target Saka Energi Indonesia tahun ini memproduksi gas sebanyak 50.000 barel setara minyak per hari (boepd). Target tersebut 31,58% lebih tinggi ketimbang realisasi produksi gas tahun lalu, yakni 38.000 boepd.

Rencana produksi gas Saka Energi Indonesia berada di Blok South Sesulu, Kalimantan Timur dan lapangan gas Sedayu, Blok Pangkah, Jawa Timur. Mereka telah mengebor dua sumur di Blok South Sesulu. Sementara rencana pengembangan alias plan of development (POD) Blok Pangkah masih dalam tahap persiapan.

Menurut catatan Saka Energi Indonesia, kedua lapangan migas tadi masih sangat ekonomis. Dus, peluang peningkatan produksinya masih besar. Hanya saja, mereka tak mendetailkan nilai investasi pengembangan lapangan.

Sementara rencana pengembangan sumber produksi lain masih dalam pertimbangan. Acuan Saka Energi Indonesia adalah permintaan pasar dan nilai keekonomian lapangan migas.

Pembangunan pipa gas

Salah satu rencana rute pembangunan pipa gas PGN tahun ini yakni dari West Natuna ke Batam. Total panjangnya 10 kilometer (km).

Lewat pipa tersebut, PGN akan memanfaatkan gas West Natuna untuk pasar dalam negeri. Selama ini mereka banyak mengekspor gas West Natuna karena kurangnya infrastruktur.

Namun perlu diketahui, pembangunan infrastruktur PGN tak cuma dalam bentuk pipa. Perusahaan berkode saham PGAS di Bursa Efek Indonesia tersebut juga membikin hub, terminal dan prasarana hilirisasi gas yang lain.

Lewat terminal atau virtual pipe line, suplai gas PGN bakal lebih fleksibel karena tak hanya mengandalkan koneksi lapangan migas. Nanti, suplai gas bisa dalam bentuk gas alam cair dari domestik maupun impor.

Kalau mengandalkan produksi dalam negeri, biaya logistik mereka bisa lebih kompetitif. "Sulit membayangkan impor lebih murah, kecuali di pasar spot itu hanya sekali dua kali, tetapi kalau mid term dan long term itu produksi dalam negeri pasti bersaing," ujar Hendi Prio Santoso, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Selasa (11/4).

Lebih jauh PGN menghitung, untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) 22,6% pada tahun 2025, pemerintah membutuhkan volume gas dua kali lebih besar dari realisasi saat ini. Perkiraannya, mencapai 400 juta ton setara minyak.

Selain itu juga membutuhkan pipa sepanjang 25.000 km. Sejauh ini, panjang pipa gas terpasang mencapai 9.000 km. Adapun total biaya investasi untuk mengembangkan infrastruktur tersebut mencapai US$ 25 miliar.

Asal tahu, PGN tak cuma membidik penyaluran gas ke sektor industri. Perusahaan pelat merah itu juga ingin memperkuat penyaluran gas ke sektor rumah tangga.

Tahun lalu, PGN menyalurkan 1.599 mmscfd gas bumi. Sementara penambahan panjang pipa mencapai 252 km. Hingga akhir tahun 2016, total panjang pipa 7.278 km

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×