Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Sebanyak 500 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) akan memasuki Jakarta pada hari Selasa (9/2) ini. Sapi tersebut telah dingkut dari Kupang pada 3 Februari 2016 lalu.
Kedatangan 500 ekor sapi ini dinilai masih belum mampu menurunkan harga daging sapi di Jabodetabek yang sudah sempat melonjak tinggi antara Rp 120.000-Rp 130.000 per kilogram (kg).
Sekjen Persatuan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf mengatakan ada sekitar tujuh perusahaan perdagangan sapi yang membeli sapi milik peternak dari NTT sesuai dengan harga mekanisme pasar. Perusahaan itu antara lain PT Berdikari, PD.Dharma Jaya dan PT Sarjana Membangun Desa (SMD) serta beberapa anak usaha SMD.
"Mereka ini dianggap punya pengaruh pada penurunan harga daging sapi," uajr Rochadi kepada KONTAN, Senin (8/2).
Rochadi mengatakan pengiriman sapi yang ketiga ini berhasil setelah pemerintah mau melepas sapi dari NTT dengan harga mengikuti mekanisme pasar.
Ia mengatakan para peternak menjual sapi tersebut dari Karantina seharga Rp 35.000 per kg. Kemudian sapi ini sampai di Jakarta dengan harga antara Rp 42.000 - Rp 43.000 per kg hidup.
Dengan harga itu, maka harga ditingkat karkas sekitar Rp 90.000 dan ditingkat konsumen di kisaran Rp 110.000 - Rp 120.000 per kg. Ia bilang harga sapi tersebut sudah wajar dan memenuhi biaya ongkos produksi dari peternak.
Rata-rata beras sapi dari Nusa Tenggara ini 250 kg per ekor, atau jauh lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata sapi milik feedloter yang mencapai 500 kg per ekor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News