kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,91   -17,61   -1.88%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sosialisasi penetapan HET beras minim


Selasa, 25 Juli 2017 / 13:50 WIB
Sosialisasi penetapan HET beras minim


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Banyaknya pedagang beras yang menutup tokonya di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Selasa (25/7). Terbitnya peraturan Kementerian Perdagangan No. 47/2017 tentang penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras dianggap jadi biang keladinya.

Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, selaku pengelola tunggal PIBC menyebutkan, memang terjadi penurunan stok beras yang masuk ke PIBC.

Biasanya, beras yang masuk pada hari Senin (24/7) berkisar 4.000 ton, namun kemarin (24/7) stok beras yang masuk hanya berkisar 2.500 ton. "Walaupun yang masuk 2 500 ton, tapi yang keluar tetap 2.300 ton. Jadi stoknya masih cukup," jelas Arief kepada KONTAN.

Menurut Arief, penurunan stok beras ini diakibatkan banyak petani serta penggilingan dari daerah yang belum memahami Permendag No. 47/2017 tersebut, sehingga banyak petani yang takut menjual beras.

"Sosialisasi dari Permendagnya ini harus lebih bagus, karena banyak orang yang merasa takut bila mereka menjual di atas Rp 9.000, mereka akan ditangkap. Padahal kan tidak seperti itu sebenarnya," tutur Arief.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid yang meminta pemerintah untuk segera memberikan sosialisasi mengenai peraturan baru ini. "Semuanya menunggu pengumuman yang jelas dari pemerintah," ujar Zulkifli.

Zulkifli menakutkan, bila daerah tidak mengirimkan beras ke pasar induk maka dalam beberapa hari ke depan PIBC akan kekurangan pasokan. Meski begitu, Arief mengungkap stok yang ada di PIBC masih cukup untuk 5 hari ke depan. "Itu stoknya masih stabil. Kalau memang kekurangan stok, saya pasti akan cari stok untuk Cipinang," tandas Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×