kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

2009, Pemerintah Pastikan 3 Pabrik Baja Berdiri


Rabu, 31 Desember 2008 / 08:12 WIB
2009, Pemerintah Pastikan 3 Pabrik Baja Berdiri


Reporter: Nurmayanti |

JAKARTA. Tahun depan menjadi saat yang tepat mewujudkan investasi. Sebab itu, pemerintah memastikan tiga pabrik baja milik PT Meratus Jaya Iron and Steel (perusahaan patungan PT Krakatau Steel dan PT Aneka Tambang) yang akan membangun pabrik iron making berkapasitas 300.000 ton, PT Semeru Surya Steel, dan PT Mandan Steel (Penanaman Modal Asing asal China/ China Nickel Holding Resources) sudah mulai berdiri. Investasi ketiga perusahaan yang berlokasi di Kalimantan Selatan itu mencapai US$660 juta.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Ansari Bukhari menjelaskan, tahun depan harga baja diperkirakan masih melemah 50%. "Tahun depan itu saat tepat untuk berinvestasi," ujar Ansari pekan lalu.

Saat ini, ketiga pabrik hulu itu masing-masing berada pada tahap perencanaan yang berbeda-beda. PT KS misalnya, selaku investor Meratus mengatkan pada tahun depan baru akan melakukan peletakan batu pendirian pabrik mereka atau disebut ground breaking. Sementara Semeru mengaku sudah memasuki tahap pengadaan mesin-mesin. Rencananya, pabrik Meratus sudah mulai beroperasi pada Mei atau Juni.

"Strateginya begitu menggunakan mesin-mesin yang sudah ada dan bukan baru," katanya. Dan untuk Mandan juga memastikan segera beroperasi di 2009.

Pemerintah meminta perusahaan-perusahaan tak menghentikan kegiatan operasionalnya di saat krisis. Mereka justru harus tetap bergerak. Caranya, jika memungkinan menambah investasi atau berekspansi. Dengan begitu, pada saat kondisi membaik perusahaan tetap mampu memenuhi permintaan yang tumbuh setelah krisis selesai.

Arahan agar pengusaha fokus pada pembangunan pabrik atau merealisasikan ekspansi dan bukan menjual produk disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris.

Hal itu berdasarkan pengalaman ketika Indonesia terimbas krisis di 1998. Pengusaha banyak yang menghentikan produk mereka. Akibatnya, ketika krisis usai, industri dalam negeri tak siap dan sulit pulih dalam waktu cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×