Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Sejak program konversi minyak tanah ke elpiji bergulir 2007 lalu, PT Pertamina (Persero) sudah menarik 1,99 juta tabung elpiji 3 Kg yang tidak layak pakai. Dari jumlah tersebut 590.000 diantaranya tidak ber SNI.
Sebagian besar tabung yang ditarik itu berasal dari wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Penarikan dilakukan secara otomatis saat akan diisi ulang di stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE).
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Mochammad Harun, kebanyakan tabung-tabung non SNI itu merupakan tabung yang diimpor saat program konversi dimulai. "Untuk tabung tidak ber SNI itu akan disingkirkan dan dijadikan besi tua," kata Harun, Rabu (19/8) malam.
Sementara tabung-tabung lain menurutnya akan dites ulang kelayakannya. Jika masih bisa diperbaiki, maka tabung itu akan diperbaiki dan diedarkan kembali ke masyarakat, namun jika sudah tidak layak juga akan disingkirkan.
"Kita sudah bekerjasama dengan PT Wijaya Karya, PT Pindad (Persero) dan PT Boma Bisma. Mereka nanti yang akan melakukan repairing tabung-tabung itu," ujarnya.
Kemudian untuk meningkatkan faktor keamanan tabung, imbuhnya, Pertamina akan memperpendek masa uji ulang dari lima tahun menjadi dua tahun. Sehingga tabung yang beredar di masyarakat lebih berkualitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News