Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) akan melanjutkan program peremajaan tanaman sawit. Untuk tahun ini, Kemtan akan merevitalisasi perkebunan sawit seluas 6.642 hektare (ha).
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir mengatakan revitalisasi ini terutama dilakukan untuk perkebunan sawit rakyat. Dana revitalisasi ini berasal dari pembiayaan perbankan.
Catatan saja, tahun ini dana revitalisasi perkebunan ditargetkan sekitar Rp 5,92 triliun yang berasal dari dana kredit pengembangan energi nabati dan revitalisasi perkebunan (KPEN-RP). Sayangnya, kata Gamal, skema kredit ini terkendala aturan yang mewajibkan petani memiliki sertifikat perkebunan.
Secara umum, realisasi pembiayaan revitalisasi perkebunan untuk tiga komoditas tanaman tahunan yakni sawit, karet dan kakao tahun lalu mencapai Rp 11,85 triliun untuk 228.030 ha lahan perkebunan. Areal tersebut milik petani di 22 provinsi, diantaranya Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Lampung, dan Papua Barat.
Sebenarnya, kata Gamal Kementerian Pertanian telah mengusulkan ke pemerintah pusat soal penggunaan dana hasil bea keluar (BK) komoditas perkebunan untuk dana revitalisasi. Tetapi, "Usulan ini ditolak Kementerian Keuangan karena bertentangan dengan aturan perimbangan keuangan pusat dan daerah," ujar Gamal belum lama ini.
Seperti diketahui, tahun ini pemerintah menargetkan produksi minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) sebanyak 28 juta ton, naik 7,7% dari 2013 yang sebanyak 26 juta ton.
Direktur Tanaman Tahunan Kementerian Pertanian, Herdrajat Natawidjaja menambahkan meski ada moratorium kelapa sawit untuk lahan primer dan lahan gambut, namun Kemtan yakin masih akan ada tambahan lahan sawit. "Penambahan ini berasal dari perluasan di daerah lahan areal pengguna lain (APL) dan konversi lahan, seperti dari karet atau komoditas lain ke lahan sawit," katanya.
Tidak hanya itu. Penambahan produksi kelapa sawit tahun ini juga berasal dari peralihan tanaman yang belum menghasilkan ke tanaman menghasilkan yang potensinya cukup besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News