Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
KONTAN.CO.ID - Perusahaan kafe kopi Starbucks telah mensertifikasi 6.091 gerai yang lebih ramah lingkungan di seluruh dunia. Proses sertifikasi toko ini untuk mengejar target sertifikasi ramah lingkungan untuk 10.000 gerai tokonya di seluruh dunia pada tahun 2025.
Untuk mendapatkan sertifikasi tersebut, kafe harus melakukan penghematan energi dan air serta membuat manajemen pengolahan limbah toko yang lebih ramah lingkungan. Adapun proyek ini merupakan usaha Starbuck untuk mengurangi emisi karbon, penggunaan air, dan limbah di tempat pembuangan sampah (TPA) sebesar 50% pada tahun 2030.
Lantas dimana saja gerai Starbuck yang ramah lingkungan itu berada? ESG News melaporkan, lokasinya ada di 44 negara dengan pasar baru termasuk India, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, Taiwan, Vietnam, Bahrain, Italia, Prancis, Spanyol, dan Kosta Rika, termasuk di Hacienda Alsacia Visitor Center café at Starbucks Cafe yang ada di perkebunan kopi pertama Starbuck.
StarbucksBaca Juga: Cermati Rekomendasi Saham SSIA, CLEO, MDKA, INDY untuk Perdagangan Jumat (22/3)
“Visi besar kami di masa depan adalah menjadikan setiap kedai Starbucks di seluruh dunia lebih ramah lingkungan. Itu sebabnya saya bersemangat melihat pertumbuhan Greener Stores yang berkelanjutan secara global, yang didorong oleh semangat para mitra kami, ” kata Michael Kobori, Chief Sustainability Officer Starbucks.
“Janji menjadi ramah lingkungan Starbucks menjadi kenyataan melalui tindakan sehari-hari barista kami yang membantu mendefinisikan Toko yang Lebih Ramah Lingkungan, perubahan inovatif kami menuju cangkir yang dapat digunakan kembali, dan kemitraan kami dengan petani kopi dalam praktik pertumbuhan berkelanjutan — ini semua adalah bagian dari komitmen kami untuk memberi lebih dari yang kami ambil. dari planet ini,” tambahnya.
Dengan sertifikasi sebagai kafe yang lebih ramah lingkungan, berarti memenuhi standar di delapan bidang dampak lingkungan yang dikembangkan melalui kemitraan dengan World Wildlife Fund (WWF) dan Layanan Global SCS, yakni; pengelolaan air, efisiensi energi, pengalihan limbah, energi terbarukan, material yang bertanggung jawab, keterlibatan, lokasi, masyarakat, kesehatan, dan kesejahteraan.
Baca Juga: Transaksi dan Investor Kripto Bulan Februari Meningkat, Terangkat Reli Bitcoin
Beberapa toko memiliki elemen yang jelas seperti panel surya atau tangki daur ulang air. Sementara perusahaan lain menggunakan alat yang efisien, cat dengan emisi karbon rendah, sistem manajemen energi serta praktik penyimpanan seperti pengomposan serta memiliki donasi makanan.
Penghematan oleh Starbucks
Dengan menerapkan kebijakan ramah lingkungan ini, Starbucks berhasil membukukan penghematan. Di Amerika Serikat contohnya, praktik Starbucks Greener Stores telah menghemat hampir US$60 juta biaya operasional tahunan perusahaan, termasuk penghematan air 30% dan pengurangan energi sebesar 30% jika dibandingkan dengan praktik toko sebelumnya.
Agar program ini terus bergulir, Starbuck akan membuat penghargaan Global Greener Stores of the Year pertama yang diberikan ke satu toko di masing-masing wilayah. Manfaat lain dari praktik berkelanjutan ini juga bermanfaat bagi lingkungan karena memanfaatkan penggunaan barang secara sirkuler termasuk pembuatan kompos.
Mereka juga melibatkan seniman lokal dalam membuat karya mural dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan warga sekitar. Di Jepang, ada gerai Starbuck yang dirancang menyatu dengan alam terbuka dengan jendela besar yang memungkinkan cahaya alami.
Baca Juga: Kemarin Rupiah Menguat ke Rp 15.669, Bagaimana Nasib Hari Ini?
Di India, gerai Starbuck yang mendapatkan sertifikasi kini memiliki pengisi daya kendaraan listrik, sistem pemanenan air hujan, dan mendistribusikan ampas kopi bekas untuk digunakan sebagai pupuk. Gerainya juga memiliki tampilan interaktif yang meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim dan menginspirasi orang lain untuk menerapkan pilihan ramah lingkungan dalam hidup mereka.
Kemudian gerai Starbuck di China direnovasi menggunakan 90% bahan daur ulang dan dapat digunakan kembali. Kemudian peralatan yang digunakan, 75% bahannya memakai produk daur ulang. Mereka juga melakukan efisiensi penggunaan energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News