kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

7 Smelter beroperasi tahun depan


Kamis, 20 Desember 2012 / 08:00 WIB
7 Smelter beroperasi tahun depan
ILUSTRASI. Berbagai macam cara mengatasi asam lambung naik pada malam hari dapat Anda coba.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2012 tentang hilirisasi produk tambang mineral mulai membuahkan hasil. Data di Kementerian ESDM, menunjukkan, di tahun ini saja, sudah ada tujuh pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter dalam masa konstruksi. Pemerintah berharap, tujuh smelter beroperasi pada semester II tahun depan.

Thamrin Sihite, Dirjen Mineral dan Batubara Kementrian ESDM mengungkapkan, beberapa dari tujuh perusahaan yang sedang membangun smelter tersebut adalah PT Bintang Delapan, PT Sebuku Iron Lateritic Ores (Silo), PT Aneka Tambang, dan PT Meratus Jaya Iron and Steel.  "Smelter nikel bukan hanya  digarap Antam, ada juga yang digarap Bintang Delapan. Smelter besi ada Silo. Pada pertengahan tahun 2013 diharapkan sudah berproduksi," kata Thamrin kepada KONTAN, Rabu (19/12).

Dia mengungkapkan, Bintang Delapan dan Aneka Tambang akan membangun smelter nikel. Bintang Delapan menggandeng Tsingshan Steel, anak perusahaan Dingxin Investment Group, untuk membangun proyek nikel terintegrasi tersebut. Konsorsium ini menggelontorkan investasi sebesar US$ 4 miliar atau sekitar Rp 35,6 triliun.

Bintang Delapan saat ini menguasai 20 kuasa pertambangan (KP) di dua kabupaten, yaitu Morowali di Sulawesi Tengah dan Konawe, di Sulawesi Tenggara. Selain Bintang Delapan, PT Bosowa Metal Industri juga akan membangun smelter nikel.

Sedangkan Meratus Jaya kini telah mengoperasikan satu dari dua smelter bijih besi menjadi besi spons. Untuk tahap awal smelter pertama Meratus Jaya ini hanya memproduksi 10.000 ton hingga 15.000 ton besi spons.

Tahun depan, Meratus Jaya akan membangun satu smelter lagi. Nah, kalau mencapai produksi puncak, dua smelter tersebut mampu menghasilkan besi spons sebesar 315.000 ton.  

Asal tahu saja, Meratus adalah perusahaan patungan antara Aneka Tambang (34%) dan PT Krakatau Steel (65%). Kata Thamrin, sama dengan Meratus, Silo juga akan membangun smelter bijih besi menjadi besi spons dengan kapasitas 1 juta ton per tahun di Sebuku, Kalimantan Selatan, tahun depan.

Rudi Rubiandini, Wakil Menteri ESDM mengatakan, hingga saat ini pihaknya telah menerima 157 proposal pembangunan smelter. Saat ini, pemerintah masih masih menyaring pengajuan izin pembangunan smelter tersebut. "Datanya masih yang lama. Cuma memang ada yang maju dan juga mundur. Yang pasti, 70 perusahaan bakal maju bikin smelter," kata Rudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×